KedaiPena.Com – Anggota Komisi Keuangan DPR RI Heri Gunawan memberikan saran kepada pemerintah agar bisa dapat menciptakan kestabilan ekonomi. Heri meminta agar pemerintah dapat memberikan perhatian khusus di berbagai sektor.
“Sebab, pasca tertekannya rupiah, ada potensi terganggunya ekonomi. Terbukti, pemerintah untuk tahun 2018 menurunkan proyeksi pertumbuhan dari 5,2%-5,4% menjadi 5,17%-5,4%,” ujar Heri kepada wartawan, Senin, (5/6/2018).
Heri melanjutkan, ada beberapa kebijakan yang bisa dilakukan pemerintah dalam jangka pendek, menengah, dan jangka panjang untuk menghadapi situasi demikian.
“Pertama, pada skala jangka pendek, Bank Indonesia (BI) bisa menaikkan suku bunga acuan setidaknya untuk memulihkan kepercayaan investor sehingga risiko ‘capital outflow’ dapat diantisipasi, walaupun sifatnya hanya sementara waktu,” ujar Heri.
“Terjadinya ‘capital outflow’ akan cukup membawa dampak kepada instabilitas ekonomi. Untuk diketahui, sejak awal 2018, modal asing yang keluar sudah mencapai Rp 8,6 triliun (year to date/ytd),” sambung Heri.
Berikutnya, lanjut Heri, pemerintah sebaiknya fokus menjaga daya beli masyarakat. Langkahnya adalah dengan menciptakan stabilitas harga, baik untuk Bahan Bakar Minyak (BBM), listrik maupun harga pangan.
“Lebih-lebih menjelang lebaran. Seharusnya dengan inflasi yang katanya relatif terkendali, kebijakan fiskal kita bisa lebih ekspansif, tidak boleh ada surplus keseimbangan primer yang katanya pada bulan April 2018 terjadi surplus karena belanja negara masih relatif kecil,” jelas Heri.
Tak hanya itu, pada skala menengah, pemerintah perlu mengambil kebijakan untuk mendorong investasi dan ekspor. Kedua hal itu adalah mesin pertumbuhan utama.
“Untuk investasi, pemerintah musti konsisten menjalankan efisiensi perizinan, termasuk persoalan lahan yang sering menjadi masalah utama investasi,” pungkas Heri.
Laporan: Muhammad Hafidh