“Kami percaya, walaupun jumlah pelanggan SAP Express dari kalangan perusahaan e-commerce sudah sangat banyak, namun pertumbuhan bisnis e-commerce dalam lima tahun masih akan pesat, di atas 30 persen/tahun,” ujar Budiyanto Darmastono, Presiden Direktur SAP Express, dalam siaran pers kepada KedaiPena.Com, Senin (28/8).
Sebab, konsumen Indonesia lebih suka simplisitas dan kemudahan dalam berbelanja, sehingga belanja online akan menjadi tren gaya hidup baru yang semakin berkembang.
Hal tersebut tercermin dari maraknya perusahaan-perusahaan e-commerce, baik berbasis online shop maupun market place dalam berbagai skala usaha, termasuk pemain besar, seperti Blibli, Blanja, Lazada, Zalora, Bukalapak, Alfacart, MatahariMall, Alibaba, Tokopedia, hingga JD.ID.
Itu diperkuat riset International Data Corporation (IDC), di mana transaksi e-commerce di Indonesia pada 2016 mencapai USD4 651,7 juta (sekitar Rp8,7 triliun) dan diperkirakan terus akan naik seiring perkembangan ekonomi nasional dan tren perubahan gaya hidup online.
Bahkan, menurut kalkulasi IDC, pasar e-commerce Indonesia pada 2020 berpotensi menembus USD1,8 miliar atau lebih dari Rp20 triliun.
“Kami ingin bersinergi dengan para pengelola e-commerce dan mengembangkan pasar e-commerce di Indonesia bersama-sama,” jelas Budiyanto.
Untuk merealisasikan target tersebut, SAP Express serius berinvestasi mengembangkan cabang hingga ke seluruh pelosok kecamatan di Indonesia, investasi ratusan armada mobil, dan teknologi.
“Sehingga, pelanggan kami dari kalangan perusahaan e-commerce bisa lebih fokus pada pekerjaan branding dan marketing produk yang mereka jual,” sambungnya.
Salah satu dukungan yang diberikan SAP Express kepada kalangan dunia e-commerce ialah pembayaran yang selama ini menjadi tantangan terbesar.
Bukan rahasia lagi, masih banyak segmen masyarakat Indonesia yang belum percaya dengan cara beli online, karena takut barang pesanan tak dikirim. Ssementara, mereka sudah mentransfer uang.
SAP Express siap menjembatani problem itu dengan memberikan service pengiriman yang bisa sekaligus melakukan pembayaran di tempat (cash on delivery/COD). Sehingga, konsumen kian percaya dengan perusahaan e-commerce.
“Dunia e-commerce butuh dukungan layanan COD dari perusahaan pengantaran, seperti kami. Investasinya cukup mahal, wajar kalau hanya satu atau dua perusahaan pengiriman independen yang mampu memberikan layanan COD ini,” ungkap Budiyanto.
Dia menambahkan, SAP Express juga memiliki keunggulan. Yakni, didukung teknologi canggih guna memperkuat pelayanan, seperti untuk trace, tracking, dan handling paket yang diantar.
Karenanya, SAP Express menjadi perusahaan logistik pertama yang mempelopori pemakaian handset dan aplikasi Android bagi lebih dari 2.100 armada kurir dan pelanggannya guna memudahkan mobilitas kerja dan tracking paket.
Makanya, semenjak SAP Express, seluruh cabang dan titik layanannya sudah terkoneksi dan diintegrasikan dalam satu sistem online guna memudahkan proses kerja.
SAP Express juga menerapkan kontrol kualitas ketat dalam mengelola dokumen maupun paket dari yang dikelola sendiri, agar sistem tersebut mudah diimplementasikan.
“Sebuah ungkapan terima kasih, bahwa SAP Express bisa berkembang dengan sangat baik selama tiga tahun terakhir. Pasti, ini karena kepercayaan para pelanggan kami, baik dari pelanggan korporat atau ritel. Di lain sisi, kita juga gembira perusahaan ini bisa menjadi ladang pekerjaan bagi ribuan kurir kami,” tandas Budiyanto.