KedaiPena.Com – Zaman Karya Mendrofa, mungkin nama ini sudah tak asing terdengar di lingkungan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi.
Bagaimana tidak, jika kita bicara Public Relations (PR) eksternal perusahaan berplat merah ini, Zaman adalah ‘pawangnya’. Pria yang lahir di Nias pada 8 November 1972 ini telah dipercaya selama 8 tahun terakhir untuk menggawangi Bidang Publikasi dan Komunikasi PDAM Tirtanadi. Maka tak heran, jika nama Zaman begitu familiar bagi kalangan eksternal perusahaan terutama awak media.
Duduk semeja menyeduh kopi dan berdiskusi dengan wartawan atau para tamu menyangkut kehumasan adalah keseharian Zaman di kantor Pusat PDAM Tirtanadi Sumatera Utara yang beralamat di Jl. Sisingamangaraja No.1 Medan. Bahkan, Zaman pun membuat dirinya untuk tak berjarak dengan para wartawan. Kendati profesionalitas tetap menjadi prioritas utamanya dalam bekerja dan bermitra.
“Saya pindah ke Bidang Publikasi dan Komunikasi pada tahun 2009. Dan sampai saat ini saya masih dipercaya Direksi PDAM Tirtanadi bertugas di Bidang Publikasi dan Komunikasi,†kata Zaman, Senin (7/8).
Lebih jauh, Zaman pun menceritakan awal mula dirinya masuk dan bergabung di PDAM Tirtanadi. Dikatakannya, dirinya diangkat sebagai Pegawai PDAM Tirtanadi sejak Oktober 1999 dan penugasan pertamanya berawal di Divisi Zona 1, atau saat ini disebut Divisi Transmisi Distribusi. Dimana Divisi tersebut membawahi seluruh Cabang Pelayanan PDAM yang ada di Kota Medan.
“Kemudian pada tahun 2007, saya dipindahkan ke Divisi Zona 2, yang kini sudah ditiadakan. Yang mana pada saat itu, Divisi tersebut membawahi seluruh Cabang Pelayanan Kerja Sama Operasi (KSO) di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara,†ungkap Zaman.
Perjalanan karir Zaman pun terus bergerak sampai tahun 2009, hingga akhirnya ia didapuk untuk bertugas di Divisi Public Relations (PR) atau saat ini disebut sebagai Divisi Sekretaris Perusahaan. Dimana ia dipercaya menjabat sebagai Asisten 1 hingga saat ini.
Dengan masa kerja yang hampir 18 tahun, maka tak heran jika Zaman ‘mengantongi’ pengetahuan yang mumpuni tentang PDAM Tirtanadi. Bahkan jika kita ingin bertanya soal perusahaan air tersebut terutama menyangkut komunikasi dan publikasi atau sejumlah bidang lain, Zaman adalah orang yang tepat.
“Sebodoh apapun kita, asalkan ada kemauan dan usaha untuk belajar maka pengetahuan kita akan bertambah,†kata Zaman penuh motivasi.
Pria bertubuh proporsional yang senang berkendara roda dua ini adalah pegiat ilmu pengetahuan. Meski mengantongi gelar Strata-1Â Â (S-1) jurusan Hukum, lantas tak membuatnya berhenti dalam mengejar pendidikan. Hal itupun dibuktikan Zaman melalui tekadnya untuk menuntaskan Pendidikan Magister Hukum di Universitas Pembinaan Masyarakat Indonesia (UPMI) Medan pada usianya yang sudah menginjak 45 tahun. Karena baginya belajar tak mengenal usia.
“Semakin banyak yang kita ketahui, maka semakin banyak pula yang tidak kita ketahui. Untuk itu, teruslah belajar dan jangan pernah batasi diri kita hanya karena umur,†paparnya.
Sepak terjang Zaman bukan hanya di internal PDAM Tirtanadi semata. Namanya pun tercatat dalam sejumlah organisasi yang ada, seperti Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) Pengprov Sumatera Utara, Majelis Pengurus Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila (PP) Sumatera Utara, Organisasi Kesatuan Mahasiswa Nias (KMN), dan Himpunan Mahasiswa Fakultas Hukum (HIMAH) UPMI.
Selain itu, dipergaulan keorganisasian sosial Zaman juga terbilang aktif. Sehingga dirinya dipercaya sebagai Sekretaris dalam Majelis Persaudaraan Muslim (MPM) Kompleks Perumahan PDAM Tirtanadi.
Ada Suka Dan Duka Sebagai Humas PDAM Tirtanadi
Dalam mengemban tugas sebagai Humas PDAM Tirtanadi, Zaman mengaku banyak mengalami suka dan duka. Meski diakuinya, pengalaman suka yang lebih banyak ia dapatkan. Alasannya sederhana, karena dapat mengenal banyak orang dari berbagai kalangan dan berbagai karakter.
“Sukanya dapat kenal banyak orang, hal ini sangat bermanfaat untuk kelancaran pelaksanaan tugas maupun hubungan silaturahmi secara personal. Sedangkan dukanya yaitu terkadang tidak dapat menyenangkan dan memuaskan semua orang, sehingga kadang-kadang karena harapan yang tidak terpenuhi dapat merusak hubungan silaturahmi,†tutur Zaman sambil tersenyum.
Suami dari Tutriana, dan ayah dari 2 putra dan 1 putri, masing-masing Wilbert Ananta Yamandita Mendrofa, Dieza Anugerah Mendrofa, dan Clara Anjani Mendrofa, ini tak hanya mumpuni di bidang kehumasan. Sebab, menulis berita layaknya jurnalis pun turut ia lakoni.
Bahkan, Zaman juga menjadi konseptor di hampir semua berita terkait gangguan pelayanan maupun perkembangan perusahaan. Karena itu, ia pun dikenal aktif menulis di Majalah Perpamsi dan Buletin Tirtanadi (Butir).
“Separuh jiwa ini sudah sebagai wartawan,†kata Zaman.
Aktivitas jurnalisme itu diakuinya menumbuhkan kedekatan emosional dengan banyak jurnalis. Jiwa kritis saat ia mendengar ada upaya menghalang-halangi pekerjaan jurnalis tak jarang muncul secara spontan.
“Makanya saya agak kritis apabila ada yang menghalang-halangi wartawan dalam melaksanakan tugasnya. Apalagi kalau saya mendengar ada kejadian yang tidak menyenangkan menimpa wartawan dalam melaksanakan tugasnya, saya sangat kutuk keras hal itu,†tegas Zaman.
Zaman menilai, tugas Jurnalis sangatlah penting bagi seluruh lapisan masyarakat maupun pemerintah. Karena menurutnya, sehebat dan sebrilian apapun pencapaian yang dilakukan seseorang, institusi, perusahaan ataupun pemerintah, tanpa adanya informasi yang disampaikan kepada publik, maka pencapaian tersebut takkan ada artinya.
“Jadi jangan menganggap remeh profesi wartawan, sebab Pena itu lebih tajam dari Pedang,†ungkapnya.
Oleh karenanya, ia pun berharap agar profesi jurnalis semakin mendapatkan tempat dan ruang yang semestinya. Misalnya seperti penguatan profesionalitas dan independensi yang harus semakin dijaga.
“Sehingga wartawan tidak hanya dimanfaatkan untuk sarana propaganda dan pencitraan oleh oknum atau kelompok tertentu,†harap Zaman.
Laporan: Iam