Ditulis Oleh: Tokoh Nasional Yudi Latif
SAUDARA ku TV langsung kumatikan saat kesebelasan Perancis berhasil menyamakan kedudukan. Bayangan buruk menghantuiku. Tak siap membayangkan kisah kejuaraan dunia berakhir pilu.
Dunia yang dirundung kemalangan-ketentanan memerlukan juru selamat (messias). Seorang magician yang bisa menyulap hal tak mungkin jadi mungkin. Dalam sepakbola, sosok pesulap itu mewujud dalam diri “Si Kutu” Lionel Messi.
Seorang penyintas yang lolos ujian kerentanan hidup. Saat kecil, Messi didiagnosis mengalami growth hormone deficiency (GHD) yang menghambat pertumbuhannya.
Namun, dengan tubuh mungilnya, ia tampil sebagai pahlawan lintas-negara, lintas-identitas, berkat permainan sepakbolanya yang cerdas, indah dan lincah dengan melahirkan bggai keajaiban dan raihan. Ia pun tetap berprilaku sederhana, tanpa tendensi pamer diri.
Meski telah menunjukan keistimewaan serta mendulang banyak prestasi dan trofi, masih banyak yang ragu menasbihkannya sebagai the greatest of all time atau GOAT.Alasannya karena dia belum berhasil mengangkat trofi piala dunia, kejuaraan terakbar dlm dunia sepakbola.
Namun, seorang magician sanggup menjalani berbagai ujian untuk menunggu momentum. Seorg magician menjalani hidup innocent, tapi lebih aktif melakukan terobosan, dan bersedia bangkit berdiri, bahkan jika penuh risiko pengorbanan.
Dengan terlibat dalam permainan, seorg magician dapat membaca arus dan arah pergerakan lebih jernih hingga memberi efek perubahan lebih dahsyat, bak magic. Para magician percaya kekuatan visi dan kualitas diri akan menciptakan momentumnya tersendiri.
Karakter demikian tampak dari para magician dunia, seperti Mohandas K Gandhi, Martin Luther King, Ali Shariati, dan Nelson Mandela.
Dan seorang Messi adalah Gandhi-nya sepakbola. Dari pelayanannya dalam dunia sepakbola, ia menghipnotis dan memberi penghiburan bagai bumi kering, awan mendung.
Bertepatan dengan momen keberhasilannya mengangkat trofi dan penghargaan terbesar dalam sepakbola, komunitas Kristen sejagad pada hari-hari ini sedang menjalani prosesi adven jelang Natal: merayakan Minggu penantian akan Messi-as.
Pada momen inilah, Lionel Messi tampil sebagai sang messias; magician terbesar dunia sepakbola; the greatest of all time. (Belajar Merunduk)
(***)