KedaiPena.Com – Buku merupakan hal yang sering dikesampingkan di zaman milenial seperti sekarang ini. Buku yang memiliki ukuran dan berat tersendiri mungkin menjadi beban bagi beberapa orang, tetapi tidak dengan Sanaam Mayta Situmorang. Seorang mahasiswi Universitas Sumatera Utara, yang sangat akrab dengan buku sejak ia kecil.
Julukannya dalam tulisan dikenal dengan Pena Dreamer. Gadis cerdas kelahiran Pematang Siantar, 10 Mei 1997 ini selalu membaca buku sebagai kegiatan rutin di sela-sela waktu luangnya. Beruntungnya Sanaam atau yang kerap dipanggil Sam ini memiliki orang tua yang sangat mendukungnya untuk membaca buku. Hal ini ditunjukan dengan pemberian uang tambahan setiap bulannya yang khusus untuk membeli sebuah buku.
“Orang tua pun tidak memberikan kriteria buku khusus yang harus dibeli. Saya bebas memilih buku apa saja yang saya suka dan harus menghabiskan dengan memahami isi buku tersebut dalam waktu satu bulan. Kemudian, membeli sebuah buku baru lagi di bulan selanjutnya,†tutur Sanaam lewat rilis Castarica publisher yang dikelola Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU) kepada KedaiPena.Com, Senin (22/5).
Budaya membaca di keluarga Sam membuahkan hasil yang sangat manis. Efeknya tidaklah sepele dan mainstream. Siapa sangka kebiasaan membaca di keluarganya telah mengantarkan gadis berdarah batak ini sebagai delegasi Indonesia di Forum Generasi Muda Internasional.
Sam juga sering menjadi Contributor dalam Forum Internasional untuk bertukar pendapat dengan generasi muda dari berbagai negara demi memberikan suatu perubahan bagi dunia. Diantaranya yaitu Delegates of International Human Rights University Forum 2016, Participant of the Global House – Brawijaya University – 2016, Participant of Teaching to the Village FMN 2016, dan saat ini Sam mewakili Indonesia dalam International Human Rights University Forum 2017 yang sebelumnya melalui tahap seleksi yang sangat ketat.
Forum yang diselenggerakan oleh sebuah organisasi yang bernama International Future Youth terfokus pada Hak Azasi Manusia (HAM) yang diikuti oleh delapan negara. Forum ini berlangsung dimulai pada 8 May hingga 26 Mei Mendatang. Hal ini juga menjadikan Sam sebagai pribadi yang ceria, berempati tinggi serta terbuka terhadap perbedaan. Prestasi gemilangnya tumbuh karena imajinasi, semangat, kecerdasan, dan kreativitas yang dimiliki Sam karena menjadikan buku sebagai teman terbaiknya.
Melalui buku, Sam memahami karya sastra orang lain dan menjadikannya penuh inspirasi. Ia menyadari bahwa membaca buku merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan karena selalu memberikan hal baru pada dirinya. Kesukaannya mencerna sebuah cerita baru dan memberikannya kesenangan tersendiri.
“Memahami sebuah karya sastra orang lain akan menjadikannya semakin memahami apa itu karya sastra dan betapa indahnya untuk mendalaminya†ujar Sam.
Sam menuturkan ia juga sangat suka menulis. Menurutnya, menulis merupakan realisasi dari imajinasi dan dapat menghibur disaat suasana hatinya sedang tidak baik. Melalui menulis, ia dapat mencurahkan segala keinginan dan perasaan yang ada dalam dirinya. Ia juga tidak akan membiarkan waktu luangnya terbuang dengan sia-sia. Ia lebih suka memanfaatkannya dengan menciptakan sebuah karya.
Sam yang masih berumur 20 tahun, telah berhasil menulis tiga buah novel bergenre Romance Thriller karangannya sendiri. Dua dari novelnya sudah diterbitkan pada tahun 2016 lalu dan novel lainnya masih dalam proses percetakan. Walaupun Sam sangat menekuni dunia menulis, namun ia tidak melalaikan pendidikannya di perguruan tinggi. Hal ini dibuktikannya dengan memperoleh IPK 3,75.
Sungguh banyak pencapaian yang telah dilakukannya dan hal ini merupakan mimpi bagi beberapa anak muda lainnya. Namun, Sam masih memiliki banyak mimpi lagi yang hendak dicapainya. Karena ia selalu memiliki imajinasi dan semangat yang tinggi untuk terus maju dalam hidupnya.
“Salah satu cita-cita yang ingin saya capai adalah menjadi seorang dosen. Saya memiliki kepedulian yang tinggi dengan generasi muda, karena menurut saya generasi muda di Indonesia seharusnya dapat lebih maju, jauh lebih maju dari yang sekarang ini,†kata Sam penuh inspirasi.
Sam juga gemar memberikan pesan tersirat di setiap karya yang ditulisnya. Ia tertarik untuk menciptakan karya sastra tentang perempuan, karena menurutnya perempuan di zaman sekarang kebanyakan lemah dan sangat mudah ditaklukkan oleh lelaki, terutama dengan uang. Melalui novelnya, ia ingin semua wanita menjadi tangguh dan tidak mudah ditaklukkan.
Menurutnya, wanita mampu mengerjakan sesuatu hal yang “lebih†dari lelaki dan membuat lelaki tidak berdaya dengan kecerdasan dan kemampuan yang dimiliki oleh seorang wanita. Ia juga ingin menyampaikan agar wanita jangan lemah karena cinta. Karena menurut Sam, cinta akan menguatkan semua insan manusia dan tidak akan menjadikan manusia lemah karenanya.
“Saya sangat berharap tulisan saya dapat menginsiprasi dan dapat menjadi panutan bagi remaja seusia saya,†kata Sam.
Laporan: Dom