KedaiPena.Com- Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf Macan Effendi menyambut positif, kebijakan pemerintah untuk melebur fungsi Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) ke dalam Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
“Pointnya kami di komisi X DPR senang, karena selama ini mitra kami hanya empat, menteri pendidikan, pariwisata, olahraga dan perpustakaan. Kalau ada riset masuk kita tertambah mitra karena kita juga kekurangan mitra sementara kalau komisi lain ada 9-10 mitra,” tutur Dede Yusuf sapaanya kepada awak media, Sabtu, (10/4/2021).
Dede Yusuf mengungkapkan, alasan lain menyambut positif rencana peleburan dua Kementerian ini. Pasalnya, kata Dede Yusuf, selama ini pendidikan di Indonesia sangat kurang peneliti.
“Proses penelitian kita ini sebut saja jurnal-jurnal praktis di luar negeri itu (jarang) sekali mengutip jurnal dari Indonesia. Artinya penelitian kita dianggap belum menjadi referensi bagi orang yang akan melakukan penelitian,” tegas Dede Yusuf.
Dede Yusuf melanjutkan, selama ini anggran penelitian di Indonesia juga sangat kecil. Hal ini membuat kampus, dan perguruan tinggi negeri di Indonesia tidak memiliki hasil penelitian atau tembus ke katagori level nobel.
“Artinya penelitian kita didorong dan diseriusin. Padahal kita lihat mahasiswa kita, peneliti kita, sering menemukan hal bagus dan membutuhkan penelitian yang lebih lanjut,” tutur Dede.
“Penelitian itu harus bisa di back-up anggaran perizinan dan hak cipta serta selanjutnya. Selama ini kan belum ada lanjutannya maka itu menjadi salah satu sebab produk kita jarang dijadikan unggulan,” tambah Dede Yusuf.
Politikus Demokrat ini menegaskan, jika dioptimalkan sektor riset juga akan sangat bermanfaat. Pasalnya, riset selama ini identik dengan peluang, seperti investasi dan devisa.
“Contohnya negara kita kaya dengan kelimpahan nikel, tapi tidak ada yang melakukan riset bagaimana Indonesia supaya menjadi negara penghasil baterai terbesar. Yang ada kita membuka asing untuk melakukan tambang dan mereka mendapatkan sebutan negara penghasil baterai,” beber Dede Yusuf.
Dengan demikian, Dede Yusuf menekankan, jika riset itu bukan katagorinya hanya kampus. Riset, tegss dia, juga merupakan cara meneliti berbagai potensi sehingga menjadi keunggulan.
“Artinya peluang besar dalam riset, sayang kita menganggap riset itu masih sebatas rencana bukan kepada keunggulan,” jelas Dede Yusuf.
Meski demikian, Dede Yusuf menilai, penyesuaian dari peleburan dua nomerklatur Kementerian ini memerlukan waktu.
Dede mengaku yakin, Menteri Pendidikan dan Kebudayaaan Nadiem Makarim akan kelabakan karena rencana ini.
“Saya yakin mas Nadiem kelabakan karena dia sedang fokus ke sekolah merdeka (kampus merdeka) lalu tiba-tiba masuk riset dan penelitian.
Terlebih lagi, riset dan penelitian ini kan bukan hanya riset journal akademisi, tetapi ini riset praktek,” tandas Dede Yusuf.
Diketahui, DPR RI telah menyetujui usulan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait penggabungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek).
Laporan: Muhammad Lutfi