KedaiPena.com – Sebagai bentuk komitmen untuk mendukung pencegahan perubahan iklim dan mendorong pengurangan emisi karbon, semua pihak yang terlibat dalam rangkaian kegiatan Road to Sekolah Hijau Edisi SMP Negeri 29 Jakarta menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) Sekolah Hijau.
Adapun isi dari MoU tersebut meliputi sepakat bahwa sepeda adalah alat konservasi, untuk mengurangi emisi dan meningkatkan kesehatan; berkomitmen untuk memasyarakatkan budaya bersepeda untuk beraktivitas sehari-hari, di semua sektor kehidupan; bersama bergerak mewujudkan Indonesia Hijau untuk Bumi dan udara bersih yang lebih baik di masa depan; mendukung komitmen pemerintah dan mendorong Sekolah Hijau untuk untuk mengkampanyekan bersepeda bagi anak sekolah; dan mendukung program ekstrakulikuler Sekolah Hijau untuk mendorong anak sekolah bersepeda, menanam pohon, dan budaya ramah lingkungan baik di sekolah dan kawasan lain.
Kepala Sekolah SMP Negeri 29 Jakarta Abdul Malik menyatakan sangat mendukung kegiatan Sekolah Hijau yang mendorong anak didiknya untuk lebih peduli lingkungan.
“Dengan cara seperti ini, edukasi dan sosialisasi akan lebih mudah dilakukan. Karena dicontohkan secara langsung. Mereka akan lebih cepat memahami, jika dicontohkan secara langsung. Dimulai dari kita dahulu, agar mereka tertarik untuk melakukannya,” kata Malik di sela rangkaian sesi Fun Bike dalam acara Road to Sekolah Hijau Edisi SMP Negeri 29 Jakarta, Sabtu (19/10/2024).
Senada, Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Pertama, Ditjen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan (PDASRH) KLHK, Salomo Lumban Gaol menyatakan kegiatan ini akan mampu menginspirasi generasi muda untuk mulai peduli pada lingkungan dan memahami bagaimana untuk terlibat aktif dalam menjaga lingkungan.
“Karena acara ini sasarannya adalah anak sekolah, anak muda. Dari sini lah, diharapkan akan menginspirasi semua lapisan masyarakat, untuk turut peduli dengan lingkungannya,” kata Salomo.
Program Sekolah Hijau ini dinyatakannya, menjadi satu paket kegiatan yang memiliki dampak penting pada upaya pencegahan perubahan iklim.
“Dengan bersepeda, kita mencoba untuk mengurangi jumlah emisi yang dilepaskan ke lingkungan. Sementara, dengan menanam pohon, kita berupaya menambah agen penghhisap karbon yang ada di alam. Dampak luas yang kita harapkan adalah ada penurunan jumlah emisi karbon di alam,” ungkapnya.
Ia menyebutkan edukasi dan sosialisasi tentang perubahan iklim, emisi karbon, lingkungan lestari, dan cara untuk mengurangi emisi karbon sebaiknya dilakukan sejak dini.
“Semakin cepat, diharapkan akan semakin berdampak. Tentunya, jenis edukasi dan sosialisasinya juga harus diselaraskan dengan jenjang usia. Cara sosialisasi, jenis kegiatannya, tentu harus dipilih yang cocok, sehingga para generasi muda ini bisa dengan mudah untuk menerima apa yang kita sampaikan,” ujarnya.
Dukungan pada program Sekolah Hijau ini pun disampaikan oleh Anggota Komite Sekolah SMP Negeri 29 Jakarta, Minar. Ia menyatakan seluruh anggota Komite sangat mendukung kegiatan Sekolah Hijau ini.
“Karena kegiatan ini mengedukasi anak-anak untuk melihat pentingnya Sekolah Hijau. Dengan bersepeda, menjaga kebersihan, menanam pohon, mereka akan bisa memahami lingkungan bersih, segar, dan hijau itu penting untuk kesehatan, kebugaran, dan pernapasan mereka,” kata Minar.
Dan dengan bersepeda, ia menyatakan akan membentuk ekosistem yang hemat energi dan lebih ekonomis.
“Tapi perlu kolaborasi juga dari pemda, untuk memastikan keamanan dan keselamatan anak-ana yang menggunakan sepeda ini. Bukan hanya ke sekolah ya, tapi kemana saja, yang menggunakan sepeda,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa