KedaiPena.com – Aksi bullying dan kekerasan antar sesama pelajar sangat mencederai wajah dunia pendidikan Indonesia. Sudah seharusnya sekolah sebagai tempat menimba ilmu dan menempa akhlak tidak lagi tercemar dengan perbuatan yang tidak terpuji. ‎
Begitu kata ‎Ketua Komisi VIII DPR RI ‎Saleh Partaonan Daulay menanggapi aksi bullying yang terjadi di SMA Negeri 3 Jakarta ‎yang terekam dalam sebuah video berdurasi 37 detik.
‎
Atas alasan itu, Saleh mengimbau kepada para kepala sekolah dan guru untuk selalu memastikan bahwa sekolah adalah tempat yang dirindukan oleh semua siswa.‎
“Kalau di luar negeri itu ada istilah ‘school is cool’, sekolah itu asyik dan menyenangkan. Semua siswa betah dan bahkan mau bertahan lama-lama belajar di sekolah. Itu karena sekolah didesain sebagai tempat paling nyaman, selain rumah,” jabar politisi PAN itu dalam keterangannya kepada redaksi, (Rabu, 4/5).
‎
Saleh mendesak agar aksi bullying yang terjadi di SMA 3 Jakarta diusut secara tuntas. Penanganan yang tuntas dapat memberi efek jera bagi pelaku lain.‎ Selain itu, semua pihak harus terlibat aktif dalam memastikan berfungsinya sekolah adalah sebagai tempat melahirkan pemimpin-pemimpin masyarakat.
“Penyelesaiannya tidak bisa bersifat kasuistik temporal. Harus ada rencana aksi berkelanjutan baik di dalam sekolah maupun dinas pendidikan dan kebudayaan. Komite sekolah dan para orang tua perlu ambil bagian,” tegas Saleh.‎
‎
Sementara bagi pelaku, Saleh menyarankan agar diberi pembinaan khusus agar tidak kembali melakukan aksi serupa.
“Kalau untuk korban, perlu diberi jaminan bahwa aksi kekerasan dan bullying tidak akan terjadi lagi pada dirinya dan siswa lain,” tandasnya.‎
‎
Sebelumnya, sebuah video berdurasi 37 detik yang menampakkan aksi bullying pelajar viral di kalangan masyarakat. Diduga pelaku merupakan siswa di SMAN 3 Jakarta. Dalam video itu, nampak sejumlah siswi jongkok berbaris dan dimaki oleh senior mereka. Sesekali korban nampak disiram air mineral oleh para pelaku.
‎
‎Polsek Setiabudi Kompol Tri Yulianto menyebut bahwa aksi bullying itu dilakukan di SMA 3 Jakarta di Setiabudi, Jaksel. Pun begitu, pihak kepolisian menyerahkan ke pihak sekolah untuk melakukan penyelesaian. (veb)