KedaiPena.com – Tim Reaksi dan Analisis Kebencanaan (TREAK), Pusat Riset Iklim dan Atmosfer (PRIMA) – BRIN menyatakan banjir rob yang melanda Semarang dan beberapa lokasi di wilayah Pantai Utara Jawa, salah satunya penyebabnya adalah interaksi tropis – ekstratropis.
Ketua TREAK, Anis Purwaningsih menjelaskan banjir rob dapat disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor sekaligus, seperti astronomis, oseanografis, meteorologis, bahkan geologis.
“Banjir rob yang terjadi, salah satunya dapat dipicu oleh dinamika vorteks yang menghasilkan seruak badai atau surge storm, berupa awan konvektif skala meso dengan pola tapal kuda atau gill pattern yang saling terhubung,” kata Anis menjelaskan hasil pengamatan TREAK, Kamis (26/5/2022).
Ia menjelaskan Seruak badai atau strom surge berupa hujan deras dan angin kencang terjadi secara persisten di Laut Jawa sejak 19–22 Mei 2022. Badai ini terbentuk karena pola konektivitas atmosfer di wilayah tropis dan ekstratropis.
Di wilayah ekstratropis, terbentuk dua arus sungai di atmosfer (AR, atmospheric river) yaitu di bagian utara (Jepang) dan selatan (Australia).
“Fenomena AR biasa terjadi di wilayah ekstratropis yang menghubungkan atmosfer di atas laut dan darat melalui aliran arus di atmosfer dari laut menuju darat, yang diteliti dapat membangkitkan kejadian ekstrem berupa hujan deras,” paparnya.
Kedua AR ini, lanjutnya, dihubungkan gelombang atmosfer bernama Boreal Summer Intra-Seasonal Oscillation (BSISO) yang sedang aktif di India dan Teluk Benggala juga penghangatan suhu permukaan laut dan atmosfer di selatan Indonesia.
“Akibatnya, AR utara terpecah menjadi dua yaitu menuju Teluk Benggala dan Laut Tiongkok Selatan. AR Laut Tiongkok Selatan ini selanjutnya menuju Laut Jawa dan terhubung dengan AR Australia. Interaksi ini memicu badai vorteks yang secara persisten terjadi pada 20-22 Mei 2022,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa