BAGAIMANA mungkin kita bernegara Bila tidak mampu mempertahankan wilayahnya.
Bagaimana mungkin kita berbangsa bila tidak mampu mempertahankan kepastian hidup bersama?
Itulah sebabnya kami tidak ikhlas
menyerahkan Bandung kepada tentara Inggris dan akhirnya kami bumi hanguskan kota tercinta itu sehingga menjadi lautan api.
Kini batinku kembali mengenang udara panas yang bergetar dan menggelombang,
bau asap, bau keringat suara ledakan dipantulkan mega yang jingga, dan kaki
langit berwarna kesumba
Kami berlaga memperjuangkan kelayakan hidup umat manusia.
Kedaulatan hidup bersama adalah sumber keadilan merata yang bisa dialami dengan nyata.
Mana mungkin itu bisa terjadi di dalam penindasan dan penjajahan manusia.
Membiarkan keturunannya hidup tanpa jaminan kepastian?
Hidup yang disyukuri adalah hidup yang diolah.
Hidup yang diperkembangkan dan hidup yang dipertahankan.
Itulah sebabnya kami melawan penindasan
Kota Bandung berkobar menyala-nyala tapi kedaulatan bangsa tetap terjaga.
Kini aku sudah tua.
Aku terjaga dari tidurku di tengah malam di pegunungan.
Bau apakah yang tercium olehku?
Apakah ini bau asam medan laga tempo dulu yang dibawa oleh mimpi kepadaku?
Ataukah ini bau limbah pencemaran?
Gemuruh apakah yang aku dengar ini?
Apakah ini deru perjuangan masa silam
di tanah periangan?
Ataukah gaduh hidup yang rusuh karena dikhianati dewa keadilan.
Aku terkesiap. Sukmaku gagap. Apakah aku
dibangunkan oleh mimpi?
Apakah aku tersentak oleh satu isyarat kehidupan?
Di dalam kesunyian malam, Aku menyeru-nyeru kamu, putera-puteriku! Apakah yang terjadi?
Darah teman-temanku telah tumpah di Sukakarsa, di Dayeuh Kolot, di Kiara Condong. Di setiap jejak medan laga.
Kini kami tersentak, Terbangun bersama.
Putera-puteriku, apakah yang terjadi?
Apakah kamu bisa menjawab pertanyaan kami?
Wahai teman-teman seperjuanganku yang dulu, apakah kita masih sama-sama setia
Membela keadilan hidup bersama.
Manusia dari setiap angkatan bangsa
Akan mengalami saat tiba-tiba terjaga, tersentak dalam kesendirian malam yang sunyi.
Dan menghadapi pertanyaan zaman:
Apakah yang terjadi?
Apakah yang telah kamu lakukan?
Apakah yang sedang kamu lakukan ?
Dan, ya, hidup kita yang fana akan mempunyai makna dari jawaban yang kita berikan.
Sajak (Almarhum) W.S. Rendra