Sajak ini ditulis oleh Adhie M Massardi
Sebelum ayam berkokok.
Dan langit timur mandi cahaya jingga.
Aku dengar suara “gubrak!”.
Kekuasaan.
Yang dibangun dari puing-puing kebohongan.
Yang tiang-tiangnya keropos dimangsa rayap.
Tumbang!
Maka setelah adzan subuh.
Tak ada lagi orang yang gaduh.
Mereka kian percaya apa kata ulama.
“Do’a orang tertindas
akan dikabulkan Tuhan dengan lekas!”.
Apalah artinya kemerdekaan tanpa kedaulatan.
Apalah artinya pemerintahan tanpa kepercayaan
Apalah artinya kekuasaan tanpa menyejahterakan.
Apalah artinya jabatan tanpa kehormatan.
Jika setiap kata hanya dusta.
Jika kepada ikrar dia ingkar.
Jika kepada amanat dia khianat.
Cukup sudah masa susah.
Sesungguhnya pemimpin yang baik itu
bukanlah yang ada dalam pikiran rakyatnya.
Sehingga dalam survei-survei elektabilitas selalu nangkring di baris paling atas.
Sesungguhnya pemimpin yang baik itu
yang rakyat ada dalam hati dan pikirannya.
Sehingga setiap nafas dan desah rakyatnya mendorong setiap langkah kebijakannya.
Sesungguhnya persoalan rakyat itu nyata
sedangkan elektabilitas itu semu dan menipu.
Elektabilitas tak pernah membuat masalah tuntas.
Maka carilah pemimpin berintegritas dalam kapasitas.
Cukup sudah masa susah.
[***]