KedaiPena.Com- Menciptakan ruang digital yang inklusif merupakan salah satu agenda penting dalam tranformasi digital di Indonesia. Khususnya bagi para penyandang disabilitas agar mendapatkan akses dan hak yang sama.
Founder Adi Gunawan Institue dan Pengajar TIK Difabel Netra, Adi Gunawan menyoroti terkait persoalan dan hambatan dalam pelaksanaan program bagi para disabilitas. Menurutnya, para penyandang disabiltias tidak pernah dilibatkan secara penuh dalam berpartisipasi menciptakan ruang digital yang inlkusif.
Sementara, lanjutnya, amanat undang-undang dan konvensi internasional sudah jelas menekankan bahwa inklusi itu bisa terwujud jika para penyandang disabilitas diberi kesempatan dan ruang untuk bisa berpartisipasi secara penuh.
“Kedua terkait dengan hak berdasarkan hak asasi manusia hak dasar sebagai seorang manusia yang sama yang setara yang juga diperlukan pemenuhan kebutuhan dan hak mereka sebagai manusia sama seperti orang-orang yang non disabilitas,” ungkapnya dalam OOTD (Obral Obrol liTerasi Digital) bertajuk ‘Ruang Digital Inklusif’ yang disampaikan secara daring, ditulis, Sabtu,(27/8/2022).
Sementara itu, menurut Pendamping Disabilitas Roemah Difabel Semarang Dodi Susetiadi mengatakan, potensi ruang digital bagi para disabilitas sangat besar di era globalisasi saat ini. Betapa tidak, hal tersebut sudah digalakkan dengan adanya sejumlah komunitas disabilitas di media sosial.
Di Komunitas tersebut, kata Dodi, mereka melakukan sosialisasi ruang digital dalam konten-konten edukasi. Selain itu, juga saling berbagi info terkait info lowongan pekerjaan hingga pelatihan menjadi content creator.
“Jadi banyak banget yang potensi-potensi yang bisa dimanfaatkan di ruang digital dan kalau misalnya pun dilihatin. Iya sebenarnya tuh sudah ada juga ini content creator dari teman-teman disabilitas hanya saja mungkin belum viral ya sama temen-temen content Creator lain,” ucapnya.
Menanggapi peluang dan tantangan tersebut, Kepala Divisi Program Siberkreasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Abdurrahman Hamas Nahdly mengatakan dalam upaya mewujudkan ruang digital yang inklusif, pihaknya telah melakukan berbagai cara salah satunya penguatan literasi digital di kalangan penyandang disabilitas.
Hal ini ditujukan agar seluruh elemen masyarakat memiliki hak dan akses yang sama untuk berkontribusi di ruang digital, termasuk penyandang disabilitas.
“Di bidang komunikasi dan informasi pemerintah itu punya punya kewajibkan memberikan pelayanan publik komunikasi bagi penyandang disabilitas,” kata Hamas
Salah satu contoh yang paling standar, kata dia, hampir sebagian besar acara yang dilaksanakan pemerintah pusat maupun daerah wajib menyediakan guru bahasa isyarat. Selain itu, pihaknya juga akan mengadakan pertemuan dengan berbagai komunitas disabilitas guna mendiskusikan bersama terkait program dan penerapan literasi digital.
“Nanti di bulan September dan Oktober. Siberkreasi bekerja sama dengan beberapa organisasi disabilitas untuk melaksanakan literasi digital bagi penyandang disabilitas,” pungkasnya.
Untuk bisa terus mendapatkan Informasi ter up to date mengenai kegiatan Zoom Bareng dan kegiatan seru lainnya, dapat dilihat di info.literasidigital.id atau follow media sosial @Siberkreasi.
Laporan: Muhammad Lutfi