KOLONIALISME Belanda menguasai Nusantara sebenarnya bukan dengan operasi militer, melainkan kebanyakan lewat perjanjian dengan raja-raja atau pangeran setempat.
Intinya, karena elit kekuasaan mau diajak berkongsi dengan penjajah.
Jumlah tentara VOC dan Hindia Belanda tidaklah terlalu besar. Kalah besar kalau dibandingkan dengan Inggris, sehingga saking besarnya, wilayah jajahan Inggris adalah yang terluas di dunia.
Sampai abad ke 19 peralatan perang Belanda pun tidaklah mendominasi, apalagi saat itu banyak kerajaan Nusantara yang sudah memiliki hubungan dengan negara luar, seperti dengan Turki.
Namun dari segi finansial VOC dan Hindia Belanda jauh lebih kuat. VOC dan Hindia Belanda nama dua rezim Belanda saat menjajah Nusantara.
Orang Belanda yang kaum marchantil bangsa pedagang yang banyak duit, dan dengan kekuasaan uang ini mereka memecah belah (devide et impera).
Keraton dipecah, umat Islam dibelah. Perekonomian rakyat dijerat dengan pajak yang mencekik. Diskriminasi rasial menjadikan bumiputera warga negara kelas empat, dan feodalisme diawetkan.
Watak khianat elit kekuasaan adalah kasur empuk penjajahan. Watak khianat elit kekuasaan adalah pupuk subur kuasa asing dan aseng.
Rizal Ramli pun bertanya kepada pemerintahan saat ini, untuk siapa kalian bekerja?
Untuk siapa pengambil kebijakan bekerja?
Untuk kepentingan asing?
Untuk oligarki?
Ataukah untuk rakyat dan bangsa?
Oleh Arief Gunawan, Jurnalis Senior