KedaiPena.Com – Nasib sial menimpa anggota dewan negara bagian Parana, Brasil, Maria Victoria Barros (25), saat momen spesialnya berlangsung.
Sebab, ketika sedang melangsungkan pesta pernikahan di sebuah gereja di Curitiba, Parana, politisi muda ini malah didemo dan dilempari telur oleh massa aksi.
Padahal, pesta pernikahan tersebut dihadiri banyak elite Brasil, mengingat kedua orangtuanya merupakan pejabat teras, baik di partai maupun di Provinsi Parana. Ada juga 30 anggota Kongres Brasil yang datang langsung dari ibu kota, Brasilia.
Putri Menteri Kesehatan (Menkes) Brasil yang juga Wakil Presiden Partai Progresif, Ricardo Barros, itu mengklaim, para pendemo melecehkan para tamu secara fisik dan verbal, karena keluarganya mendukung Presiden Michel Temer yang disebut-sebut menerima suap dari taipan pengepakan daging.
Maria menyebut, para demonstran dibiayai partai-partai sayap kiri dan serikat pekerja serta dipicu keputusan ibunya yang juga Wakil Gubernur Parana, Cida Borghetti, untuk maju sebagai calon gubernur.
Sementara, dilaporkan BBC, di luar gereja dipadati pengunjuk rasa yang membawa spanduk anti-pemerintah dan meneriakkan kecaman kepada Maria serta menuduhnya sebagai “perencana kudeta”.
Setelah unjuk rasa berlangsung beberapa saat, polisi antihuru-hara baru hadir ke lokasi dan menyelamatkan pasangan pengantin baru dan para tamu. Akhirnya, Maria kabur dengan menumpangi mobil lapis baja.
Kisruh politik di Brasil diketahui memuncak sejak Dilma Rousseff, pendahulu Presiden Temer, dimakzulkan pada 2016. Dan tetap berlangsung sampai sekarang.
Pada Mei lalu, tentara dikerahkan untuk menjaga bangunan-bangunan pemerintah federal di ibu kota saat Temer berusaha mempertahankan kursinya dari tuduhan korupsi.
Akhirnya, bentrokan antara pengunjuk rasa anti-Presiden Temer dan polisi memaksa penghuni sejumlah gedung kementerian dievakuasi.
Sehari sebelum kerusuhan, puluhan ribu orang turun ke jalan-jalan Kota Brasilia dan mendesak Kongres melengserkan Presiden Temer.
Dus, Kongres membentuk komite dan merekomendasikan Temer diadili di Mahkamah Agung atas dugaan melakukan korupsi. Namun, keputusan itu tak mengikat, karena harus mendapakan persetujuan seluruh anggota Parlemen.