KECAMAN keras terlontar dari masyarakat terhadap stafsus milenial yang ketiban 1/8 bagian dari Rp5,6 triliun proyek Kartu Prakerja dari Istana.
Tak terkecuali dari para penyembah dan pengelap-elap berhala Istana yang kaget lantaran belum pernah kebagian proyek kakap maupun bawal dan teri dari istana sebagaimana sejak awal diidam-idamkannya.
Namun hal ini ternyata ditepis ringan saja oleh yang bersangkutan dengan meyakinkan secara penuh pesona kepada para milenial lain yang mau berprasangka baik kepadanya.
Bahwa tak ada satu goresan tandatangan pun yang mampu membuktikan dirinya hadir di rapat-rapat yang memutuskan perusahaan miliknya kebagian jatah proyek Kartu Prakerja.
Dengan ringan pula demi tetap terjaganya citra sebagai benteng etis, dirinya sebagai perwakilan paling menonjol kaum milenial ngehe Istana, ia pun menyatakan bersedia mundur sebagai stafsus dan bukan mundur dari proyek Rp5,6 triliun tersebut asal memang diminta oleh yang mengangkatnya.
Tentu saja bocah milenial ngehe ini pun sepertinya sudah paham bahwa jangkauan dari kemungkinan terburuk gugatan hukum atas proyek itu terhadap dirinya dengan cukup kokoh telah dibuatkan tameng penyelamatnya oleh para super mentornya dan oligarki yang amat sayang padanya, yang tertuang melalui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) nomor 1 tahun 2020.
Peristiwa “ketiban rezeki” proyek Kartu Prakerja yang diperoleh sang milenial ngehe itu pun sesunguhnya sekaligus “pembaptisan” resmi dirinya sebagai anggota baru dan junior dalam keluarga besar oligarki nasional.
Begitulah, rakyat negeri ini diperlihatkan fenomena proses lahirnya generasi baru oligarki tanah air. Tentu melalui proses waktu, dengan tempaan pengalaman menjalankan laku-lampah dan agenda-agenda strategis oligarki, serta melalui gemblengan penuh kasih sayang dari para senior oligark.
Watak eksploitatif dan akumulatif yang tak kenal kenyang dari generasi baru oligarki ini akan amat niscaya, cepat atau lambat!
Jadi kepada para penyembah dan pengelap-elap berhala istana sebaiknya berbuat ramahlah kepada milenial ngehe anggota baru dan yunior keluarga besar okigarki nasional itu.
Siapa tahu ke depan Anda dipakai olehnya dalam proyek-proyek strategis oligarki berikutnya. Atau setidaknya dalam waktu dekat Anda masuk dalam daftar yang harus diciprati uang sedekah dari proyek Rp5,6 triliun Kartu Prakerja itu.
Oleh Nanang Djamaludin, KIAT 98