KedaiPena.Com – Sejak 2021 lalu, telah ada kasak-kusuk info bahwa Pemerintah dan DPR menginginkan melakukan penundaan pemilu 2024. DPR terlihat begitu antusias untuk ikut mendukung wacana penundaan pemilu 2024 yang jika terlaksana berarti adanya perpanjangan jabatan gratis tanpa perlu kampanye pemilu dan seterusnya.
Tahun ini (2020) ternyata kasak kusuk itu terbukti dengan munculnya usulan penundaan pemilu 2024 yang dimobilisasi aktif justru oleh lingkaran terdekat presiden.
Rektor Universitas Paramadina Prof Didik Junaidi Rachbini mengatakan, sangat mustahil Presiden Jokowi tidak mengetahui isu dan mobilisasi tersebut.
“Bawaslu tercatat pernah diajak rapat tentang penunaan pemilu tetapi menolak hadir. Kolaborasi pemerintah dan DPR memang terbukti efektif ketika dulu menggergaji kewenangan KPK melalui pengesahan revisi UU KPK pada 2019,” kata dia dalam sebuah diskusi di Jakarta, ditulis Rabu (23/3/2022).
Ia menambahkan, tenyata respon publik amat keras menentang wacana penundaan pemilu 2024, terlebih setelah ketua Umum PDIP juga menolak rencana penundaan pemilu.
Selain itu, terjadi juga bergulir wacana presiden 3 periode. Wacana itu muncul karena pada 2021 lalu telah terjadi ketuk palu di sidang umum MPR RI ketika ingin memediasi pikiran Megawati untuk adanya sebuah panduan perencanaan jangka panjang seperti GBHN di jaman Orba dan Orla.
“Ide Megawati dimediasi tetapi sayangya ditumpangi oleh kepentingan sementara pihak untuk mewujudkan presiden 3 periode. Yang menyedihkan, wacana presiden 3 periode itu juga didukung oleh intelektual rongsokan seperti M Qodari, dengan alasan demokrasi. Hal yang juga disebut oleh Presiden Jokowi bahwa wacana presiden 3 periode adalah demokrasi,” sambungnya.
Mobilisasi penundaan pemilu dan 3 periode juga dinyatakan didukung dengan big data dari menteri Luhut Binsar Panjaitan yang menyatakan usulan di atas didukung oleh big data 110 juta suara netizen. Sesuatu yang dibantah oleh banyak inteletual dan pegiat/ahli media sosial. Saat ini ada indikasi, pasukan buzzer akan menjadi organik.
“Ketika organic dia akan dilekatkan dengan instansi-instansi. Hal itu akan digunakan untuk menggoalkan wacana 3 periode dan akan menjadikannya powerfull dan menindas,” tandasnya.
Laporan: Muhammad Lutfi