KedaiPena.Com – Jenderal yang satu ini dikenal sangat nasionalis. Ia juga keras dalam tataran kedaulatan negara. Ya, Dia adalah Ryamizard Ryacudu. Jenderal purnawirawan Angkatan Darat (AD) ini lahir di Palembang, Sumatera Selatan pada 21 April 1950. Kini ia berumur 66 tahun.
Kini ia didapuk sebagai Menteri Pertahanan Kabinet Kerja bentukan Presiden Joko Widodo dan mulai menjabat sejak 27 Oktober 2014.
Mantan perwira tinggi militer TNI AD ini juga pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat dari tahun 2002 hingga 2005.
Ryamizard adalah putra Mayjen TNI Musannif Ryacudu, seorang perwira TNI Angkatan Darat yang dekat dengan Presiden Soekarno. Ayahnya merupakan salah seorang tokoh Lampung, yang juga keturunan seorang penyebar agama Islam di Lampung. Dia menikah dengan Nora Tristyana, putri mantan Wakil Presiden, Jenderal TNI Try Sutrisno.
Dilansir dari Wikipedia, kariernya mulai cemerlang setelah dia memangku jabatan Pangdam V Brawijaya, yang kemudian diteruskan menjadi Pangdam Jaya. Saat terjadinya gesekan elit nasional pada masa presiden Gus Dur, Ryamizard yang saat itu menjabat Pangdam Jaya mengancam siapa saja yang akan mengganggu keamanan di wilayahnya.
Selepas dari Kodam Jaya, Ryamizard mendapat promosi bintang tiga sebagai Panglima Kostrad menggantikan Letjen TNI Agus Wirahadikusumah. Kemampuannya merangkul semua unsur TNI saat apel siaga di Lapangan Monas yang melibatkan unsur TNI AL dan TNI AU Juli 2001 menarik KSAD untuk menunjuknya sebagai Wakil KSAD dan kemudian menggantikan Endriartono Sutarto sebagai KSAD.
Ia pernah dicalonkan di akhir masa jabatan presiden Megawati sebagai Panglima TNI. Namun nama Marsekal Djoko Suyanto-lah yang akhirnya dipilih sebagai Panglima TNI pada tahun 2006, karena namanya dianulir oleh SBY.
Jenderal Pancasilais
Dalam beberapa kesempatan, RR, begitu ia kerap ditulis mengatakan, pendidikan dan latihan berperan besar dalam pembentukan generasi bangsa yang cerdas. Namun kecerdasan tersebut tidak akan berarti apa-apa jika tidak diperkaya dengan karakter kebangsaan yang kuat. Perhatian terhadap nilai-nilai kebangsaan memperkaya karakter manusia Indonesia yang utuh.
Ia berharap generasi muda Indonesia memilki keunggulan yang memiliki rasa cinta tanah air, kesadaran bernegara terhadap Pancasila sebagai falsafah dan ideologi negara serta rela berkorban bagi bangsa dan negara. Karena, kesadaran itulah merupakan daya tangkal sekaligus ‘soft power; bangsa Indonesia dalam mengejar ketertinggalannya.
“Maju mundurnya bangsa ini, tegak dan teguhnya serta kuat dan hancurnya bangsa ini sangat tergantung kepada seluruh rakyat Indonesia terutama generasi muda yang akan menjadi nahkodanya nanti. Oleh karena itu, banggalah menjadi bangsa Indonesia karena memiliki potensi yang luar biasa menjadi bangsa yang besar,” pesan Menhan.
Pendidikan Militer
AKABRI (1974)
Suscapa (1985-1986)
Seskoad (1991)
(Prw/Ist)