KedaiPena.Com – Insiden pembakaran dan penyerangan rumah ibadah umat Buddha di Kota Tanjung Balai, Sumatera Utara dinilai sebagai kegagalan aparatur Negara.
“Ini merupakan kegagalan aparatur negara dalam menciptakan ketertiban dan keadilan bagi masyarakat selama ini,†kata Ketua mandataris pembentukan Dewan Pimpinan Cabang Partisipasi Kristen Indonesia (Parkindo) Cabang Medan Ruben Panggabean kepada KedaiPena.Com, Sabtu (30/7).
Ruben menambahkan, pengrusakan rumah ibadah masuk dalam kategori  pelanggaran HAM Berat. Maka atas insiden itu pihaknya meminta Komnas HAM untuk melakukan investigasi menyeluruh.
“Kita minta Komnas HAM untuk melakukan investigasi dan para pelaku untuk dikenai agar diberikan sanksi berat. Selain itu, pemerintah daerah diharapkan melakukan musyawarah antar umat beragama di Tanjung Balai agar semua pihak yang bertanggungjawab dalam insiden itu menjalani proses hukum,†tukas Ruben.
Ruben mengungkapkan, kerusuhan itu menjadi catatan kelam toleransi yang selama ini tercipta khususnya di Sumatera Utara. “Kejadian ini adalah catatan buruk bagi Sumatera Utara yang selama ini sangat toleran,†katanya.
Ke depan, sambung Ruben, dirinya meminta agar para penegakk hukum memperkuat fungsi intelijen, agar potensi kejadian serupa dapat dicegah sedini mungkin.
“Perkuat fungsi inteligen. Serta mengantisipasi kejadian bernuansa SARA di daerah lain dengan memonitoring serta menindak akun media sosial atau pun situs berita yang menebar kebencian apalagj yang mengandung SARA,†tegas Ruben.
Diberitakan sebelumnya, amuk massa masyarakat Islam khususnya kaum pemuda di Tanjung Balai dipicu kemarahan terhadap Meliana (41), warga jalan Karya Kelurahan Tanjung Balai Kota I, Kecamatan Tanjung Balai Selatan, Kota Tanjung Balai.
Meliana yang merupakan etnis Tionghoa beragama Buddha itu menegus Nazir Masjid Almakshum yang berada di jalan Karya. Meliana, meminta agar Nazir masjid mengecilkan volume Microphone Masjid.
Diketahui, akibat amuk massa itu, sejumlah rumah ibadah umat Buddha yakni Vihara dan Klenteng di beberapa titik di Kota Tanjung Balai mengalami kerusakan.
(Dom)