KedaiPena.Com – Kurs rupiah terhadap perlahan-lahan menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pada Senin, (22/10/2018), 1 dolar AS ditransaksikan pada Rp 15.180 di pasar spot.
Rupiah menguat tipis 0,03%. Hal ini jauh lebih baik jika dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Meski demikian, Anggota Komisi XI DPR RI, Harry Poernomo menilai, penguatan kurs rupiah terhadap dolar AS hanya bersifat sementara.
Harry mengatakan kecenderungan kurs rupiah terhadap dolar AS masih akan terus melemah lantaran defisit transaksi berjalan.
“Selama ‘current account’ kita defisit maka nilai mata uang kita terhadal dolar akan terus merosot lagi akibat pengaruh luar atau global. Bukan dibalik karena semata-mata pengaruh global,” beber Harry kepada KedaiPena.Com.
Ia pun berujar, pada intinya, fundamental ekonomi Indonesia sejatinya memang lemah. Hal tersebut disebabkan lantaran daya saing dan ekspor Indonesia terus melemah dan mengakibatkan defisit.
Belum lagi, lanjut politikus Gerindra ini, beban cicilan utang Indonesia yang terus membengkak lantaran rupiah terus merosot menjadi faktor selanjutnya.
“Tindakan penting dan mendesak yang harus  dilakukan pemerintah saat ini adalah membuat aturan agar devisa hasil ekspor disimpan di dalam negeri memperkuat cadangan devisa kita,” pungkas Harry.
Laporan: Muhammad Hafidh