KedaiPena.Com – Konflik antara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) terus berkobar.
Bahkan PBNU sampai membentuk panitia khusus (pansus) untuk meluruskan sejarah sekaligus mengembalikan PKB ke PBNU selaku pemilik sah.
PKB di bawah Muhaimin Iskandar (Cak Imin) bermanuver balik. Ia tak akan mengundang Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut), KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), dan Lukman Edy dalam Muktamar PKB di Bali, pada 24-25 Agustus 2024.
Menanggapi hal ini, Adhie Massardi, Juru Bicara Presiden era Abdurrahman Wahid mengingatkan pidato KH Ilyas Ruhiat saat menjadi Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Pidato itu terkait dengan deklarasi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada 29 Rabiul Awal 1419 H atau 23 Juli 1998.
“Pesan beliau jelas. PB bantu proses kelahiran PKB dari Rahim Nahdliyin,” kata Adhie kepada redaksi, Kamis (22/8/2024).
Setelah itu, sambung Adhie mengutip almarhum, NU back to basic melakukan fungsi dakwah, pendidikan dan pengembangan pesantren.
“Jadi secara tegas dijelaskan bahwa PKB diwakafkan kepada Bangsa Indonesia,” tegas dia.
Adhie kemudian mengirimkan ulang sambutan almarhum KH Ilyas Ruchiyat pada deklarasi PKB.
“Sesungguhnya sebagai orang tua dan pengurus yang diberi amanah oleh Muktamar NU untuk mendayung perahu besar Nahdlatul Ulama, tentunya kami terus menerus tanpa berhenti, melihat dan menyerap dari lubuk yang paling dalamaspirasi warga NU”.
“Karena itu, niat, gagasan dan keinginan warga NU untuk memiliki partai sendiri seyogyanya diberi kanal, agar airnya tidak meluap dan membahsahi tubuh NU secara keseluruhan. Bentuk kanal Itu adalah restu dan doa kami, semoga kehadiran Partai Kebangkitan Bangsa membawa kemaslahatan bersama”.
“Semoga ia menjadi partai yang betul-betul mampu menyerap peri kehidupan rakyat Indonesia. Adapun NU biarlah tetap dengan jatidirinya. Biarkan NU dengan pengabdiannya yang lumintu pada dakwah, pendidikan dan pengembangan pesantren. Jangan bowa-bawa NU dalam percaturan yang tidak sesuai dengan jati dirinya.
“Kami imbau kepada segenap warga NU yang berminat terjun sebagai aktifis partai politik, untuk memanfaatkan partai ini sebagai salah satu wadah pengabdian dan perjuangan”.
“Bersamaan dengan hal tersebut saya juga ingin mengingatkan, hendaknya segenap eksponen partal ini membaca dan menyimak dengan sungguh-sungguh berbagai masukan yang telah dihasilkan oleh Tim 5 dan Tim 9 Asistensi PBNU, baik Mabda Siyasi, Deklarasi Partai, maupun Pedoman Umum Hubungan Partai Kebangkitan Bangsa dengan Jam’iyyah Nahdlatul Ulama yang termuat dalam risalah ini”.
Laporan: Muhammad Rafik