KedaiPena.Com – Direktur Medik dan Keperawatan RSUP H Adam Malik Medan, Mardianto mengatakan, pihaknya akan menanggung seluruhnya pembiayaan penanganan kedua pasang bayi kembar siam yang lahir di rumah sakit tersebut.
“Mengenai biaya penanganan kedua pasang bayi kembar siam ini bukan lagi tanggungjawab pasien, tapi rumah sakit yang akan menanggungnya. Karena RSUP H Adam Malik merupakan rumah sakit rujukan. Keluarga tidak perlu khawatir. Semua biayanya menjadi tanggungjawab kami,” kata Mardianto kepada wartawan di RSUP H Adam Malik Medan, Kamis (30/3).
Mardianto menjelaskan, terkait penanganan terhadap kedua pasang bayi kembar siam tersebut akan diserahkan sepenuhnya kepada tim medis. “Manajemen RSUP H Adam Malik akan mendukungnya. Termasuk untuk melakukan operasi,†kata Mardianto.
Diberitakan dua pasang bayi kembar siam lahir di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Adam Malik, Medan, Sumatera Utara.
Sekretaris tim penanganan bayi kembar siam RSUP H Adam Malik, Rizki Adriansyah menjelaskan, bayi pertama berasal dari Kisaran masuk ke rumah sakit pada 24 Maret 2017. Sedangkan bayi kedua berasal dari Binjai masuk ke RSUP H Adam Malik Medan pada 28 Maret 2017.
“Bayi pertama berjenis kelamin perempuan anak dari orangtua berinisial A. Sedangkan bayi kedua berjenis kelamin laki-laki anak dari orangtuanya yang berinisial D,” ujar Sekretaris tim penanganan bayi kembar siam RSUP H Adam Malik, Rizki Adriansyah kepada wartawan, Kamis (30/3).
Dikatakan, kondisi bayi kembar siam pertama mengalami lengket di bagian tulang dada dan bagian perut depan. Kondisinya bayi tercatat stabil, hanya saja terdapat lobang kecil di bagian jantung.Operasi pemisahan bayi, lanjut Rizki masih memungkinkan untuk dilakukan, dengan tingkat keberhasilan mencapai sebesar 80 persen.
Untuk bayi kembar siam kedua, sambung Rizky, memiliki dua kepala dengan satu badan serta dua pasang tangan dan kaki. Penanganan bayi kembar siam ini diakuinya lebih rumit, karena salah satu bayi mengalami kelainan jantung bawaan yang kompleks.
Bayi kedua ini hanya memiliki satu serambi dan satu bilik pada jantung. Sehingga sangat tidak mungkin untuk dilakukan pemisahan kepadanya.
“Untuk kasus yang kedua ini, jika di operasi, maka sulit untuk menyelamatkan bayinya. Saat ini kita periksa jantung dulu, karena kondisi jantungnya gawat. Kita belum tahu bagaimana usus dan hatinya. Katup jantungnya satu, padahal normalnya dua,” imbuh Rizki.
Laporan: Iam