KedaiPena.Com – PT PLN berencana menurunkan tarif tenaga listrik (TTL) khususnya bagi pelanggan rumah tangga mampu 900 volt ampere (VA) mulai 1 Maret 2019. Penurunan tarif sebesar Rp 52 per kilowatt hour (kWh) yang semula Rp 1.352 per kWh turun menjadi Rp 1.300 per kWh.
Insentif tersebut diberikan karena efisiensi perusahaan PLN. Indikator lainnya, yaitu terjadinya penurunan harga minyak dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS
Menanggapi hal tersebut, Begawan Ekonomi Rizal Ramli menilai bahwa rencana yang ingin dilakukan oleh PLN merupakan upaya pencitraan yang ingin dilakukan oleh pemerintah jelang pesta demokrasi 2019.
RR begitu ia disapa menuturkan kalau penurunan harga premium dan tarif listrik benar untuk pencitraan jelang Pilpres 2019, langkah itu sangat tidak tepat.
Pasalnya, kebijakan tersebut akan menjadi bumerang karena setelah Pilpres harga premium dan tarif listrik akan kembali dinaikkan.
“Ada rencana Presiden Jokowi untuk turunkan harga tarif listrik dan premium. Kalau hanya sekedar untuk bahan kampanye, tanpa hitungan dan kebijakan pendukung yang rasional, itu hanya ongkos pencitraaan yang sangat mahal,” kata RR seperti dikutip dari akun Twitter, ditulis Rabu (20/2/2019).
RR pun menyindir agak pemerintah dapat bertindak cerdas dalam kebijakan ini. Maksud, RR jangan sampai kebijakan ini menjadi ‘backfired’ untuk pemerintah.
“Nanti akan ‘back fired’, akan dinaikkan kembali. Cerdasan kek,” tegas RR.
Laporan: Muhammad Hafidh