KedaiPena.Com – Dari sekian banyak pilkada yang digelar Rabu lalu (27/6/2018), yang keluar sebagai pemenang justru para calon kepala daerah yang sesungguhnya bukan berasal dari partai. Hal ini tentu merupakan hal baik, angin segar bagi perubahan.
“Ada sembilan gubernur dan wagub yang non partai. Yang orangnya itu berprestasi, punya track record yang bagus,” kata tokoh nasional Rizal Ramli di Jakarta, ditulis Minggu (1/7/2018).
“Jadi ini menarik. Rakyat makin lama makin rasional, makin cerdas, memilih tokoh-tokoh yang punya track record bagus, punya reputasi bagus, tidak peduli asal partai dari mana,” paparnya.
RR, sapaannya, menambahkan, partai-partai besar yang tadinya menguasai suara di Pulau Jawa justru ditinggal pemilih karena dinilai sudah melupakan garis ideologisnya.
Misalnya melupakan garis ideologis nasionalis yang pada awalnya berjanji akan loyal terhadap cita-cita nasionalisme, dan trisakti, namun dalam perjalannya, partai itu malah meninggalkan hal tersebut.
“Mereka hanya menggunakan nasionalisme sebagai slogan, sebagai romantisme, sebagai ikatan emosional. Padahal negara-negara lain besar di Asia, Jepang, China, Korea, Singapura, nasionalisme sangat kuat,” jelas RR.
“Negara-negara itu bukan menjadikan nasionalisme sebagai romantisme, emosional, dan slogan. Mereka mampu menjawab tantangan abad 21,” lanjut Rizal.
“Itulah partai-partai lama besar ditinggalkan penduduk Pulau Jawa. Menunjukkan partai yang meninggalkan nasionalisme ditinggalkan oleh rakyat,” pungkasnya.
Laporan: Irfan Murpratomo