KedaiPena.Com – Sistem makro ekonomi yang diterapkan di Indonesia saat ini bersifat sangat konservatif. Hal itu menyebabkan pertumbuhan ekonomi hanya mandeg di angka 5 persen per tahun.
Demikian disampaikan begawan ekonomi Rizal Ramli dalam keterangannya, ditulis Sabtu (6/4/2019).
“Ekonomi sedang melambat budget malah dipotong, pajak diuber-uber itu bikin ekonomi tambah nyungsep,” ujar Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI ini.
RR, sapaannya juga berkata, sampai hari ini pihaknya tidak pernah mendengar rencana calon presiden nomor urut 01, Jokowi untuk mengeluarkan rencana dan strategi baru agar pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tumbuh di atas 5 persen.
Di sisi lain, calon presiden Prabowo sudah meminta target pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 8 persen.
“Caranya dalam waktu 100 hari kerja akan langsung mengambil kebijakan menurunkan tarif dasar listrik, sehingga emak-emak akan mampu menghemat uang sampai dengan Rp 600 ribu per bulan,” kata Rizal yang belakangan sering berdiskusi dengan Prabowo soal solusi permasalahan bangsa.
“Lalu kedua menurunkan harga bahan makanan, dari itu emak-emak bisa berhemat Rp 50 ribu per hari, sehingga dalam satu bulan bisa hemat Rp 1,5 juta. Kemudian ditambah penghematan listrik tadi membuat mereka memliki daya beli,” jelasnya lagi.
Dampaknya, sektor ritel akan hidup kembali, dan ekonomi otomatis akan bertambah 1 persen. Kemudian, kata Rizal, capres Prabowo juga ingin membangun 1 juta unit rumah untuk rakyat setiap tahun. Sementara Jokowi hanya mampu membangun sekitar 320 ribu unit.
“Kalau bangun 1 juta unit rumah setiap tahun, lapangan kerja akan bertambah 3,5 juta baik langsung maupun tidak langsung. Kemudian, ekonomi akan kembali terdorong 1,5 persen. Nah dari situ saja artinya sudah bisa menambah pertumbuhan ekonomi hingga 7,5 persen, belum lagi rencana pengembangan sawah dan lain-lain,” katanya.
Menurutnya, memang capres Jokowi menunjukkan bahwa dirinya tidak bisa mengangkat ekonomi Indonesia di atas 5 persen.
Laporan: Muhammad Hafidh