KedaiPena.Com – Pilpres 2019 terjebak pada hal-hal remeh yang tidak dibutuhkan rakyat. Contohnya kedua paslon peserta pilpres, baik Jokowi-Maruf dan Prabowo-Sandi saling melempar ucapan dengan istilah-istilah yang tidak penting, ketimbang menggalakkan isu yang dibutuhkan bangsa, misalnya ekonomi.
Demikian disampaikan Ekonom Rizal Ramli di media center Prabowo-Sandi, Jl Sriwijaya I No 35, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (9/11).
Misalnya saja, soal tempe setipis kartu ATM. Kemudian soal tampang Boyolali, selanjutnya Sontoloyo dan teranyar politik Genderuwo yang menuai beragam reaksi dari elite politik.
“Hari ini kebanyakan calon enggak pernah punya isu yang penting buat bangsa kita. Kedua belah pihak. Apa isu yang penting buat bangsa kita, ekonomi dong. Ekonomi makro sama ekonomi rakyat. Yang kuasa enggak mau ngomong karena banyak lemahnya,” kata Rizal.
Selain itu, Rizal menyinggung masalah keadilan hukum. Dia berujar, hukum saat ini sering membela yang berkuasa dan sibuk untuk kasus kasus yang bisa heboh di media, sehingga rakyat ramai dan timbul perdebatan isu tak berbobot.
“Artinya kedua belah pihak ini bukan isu yang fokus yang penting yang kagak penting-penting lah, bukan substansi,” ujarnya.
“Kasus Ratna Sarumpaet lah, kasus Boyolali lah, apalah. Memang isu ini ramai, heboh tapi gak membawa Indonesia ke arah kemajuan. Politik begini tidak sehat,” tambah Rizal.
Mantan Menko Maritim tersebut minta para pihak berpolitik dengan waras dan benar sehingga muncul kompetisi yang sehat.
“Karena satu pihak ini nawarin tempe. Yang lain nawarin menunya tahu, tapi kan sama-sama kedelai. Rakyat kita pengennya daging, makan daging pengen makan Ikan, Pengen makan stik ayam. Ayo dong calon calon ini, tawarkan menu itu,” tuturnya.
Rizal ingin para pemimpin bangsa bersikap selayaknya sebagai pemimpin dan bersama menawarkan menu yang lebih baik buat bangsa.
“Jangan fokus sama hal yang enggak penting, yang dagelan, yang heboh tapi gak penting. Itu proses pembodohan bangsa kita,” imbuh Rizal.
Laporan: Muhammad Hafidh