KedaiPena.Com – Begawan Ekonomi Rizal Ramli menyebut lambatnya penanganan minyak goreng dan naiknya harga Bahan Bakar Minyak merupakan cerminan atas kinerja pemerintah yang tidak becus mengurusi rakyat.
Rizal menuturkan pemerintah seharusnya bisa mengatasi masalah yang berhubungan dengan masalah kebutuhan pokok masyarakat dan masalah BBM. Termasuk dampak dari masih berlangsungnya perang antara Rusia dan Ukraina yang mengakibatkan harga minyak bumi dan gas naik.
“Pemerintah yang canggih seharusnya bisa mengendalikan dan melakukan stabilisasi harga, walaupun harga di luar tinggi,” kata Rizal Ramli, Jumat (8/4/2022).
Ia pun membandingkan dengan Negara Malaysia dimana harga BBM sejenis Pertamax, yang memiliki oktan 92 dijual sekitar Rp8.500. Sedangkan di Indonesia, BBM Pertamax dijual dengan harga Rp14 ribu dan masih berpotensi meningkat ke Rp16 ribu.
“Malaysia juga impor minyak bumi dan gas, sama kita juga impor. Kok pemerintahnya bisa menjaga stabilisasi harga. Sementara pemerintah kita kok gak bisa. Padahal sama-sama Melayu Kenapa tuh,” ungkapnya.
Ia menyatakan, seharusnya pemerintah memahami bahwa kebutuhan pokok termasuk dalam kebutuhan strategis. Sehingga, untuk kebutuhan pokok misalnya gula, beras, minyak goreng. Pemerintah, lanjutnya, harus mampu menstabilkan harga, termasuk juga barang strategi seperti solar.
“Nah kalau bukan, bahan pokok atau bukan bahan strategis, misalnya harga barang elektronik naik, mobil naik, pemerintah tidak usah campur tangan. tu urusan swasta. Tapi begitu menyangkut kebutuhan bahan pokok, dia harus berpihak kepada rakyat,” ungkapnya lagi.
Rizal mencontohkan, saat tiga tahun lalu, harga BBM Indonesia lebih tinggi dibandingkan harga pasar internasional selama hampir setengah tahun. Seharusnya pemerintah bisa mengambil keuntungan jika menerapkan cara kerja efisien. Sehingga negara mempunyai cadangan atau buffer dana untuk memastikan harga tidak meningkat terlalu jauh.
“Tapi apa yang terjadi, setelah mengalami keuntungan selama dua tahun setengah dan harga migas luar negeri mengalami penurunan tapi harga dalam negeri tidak turun, seharusnya pemerintah memiliki cadangan untuk mensiasati masa susah seperti sekarang,” tandasnya.
Laporan: Hera Irawan