MASIH terlalu lambat bangsa ini untuk bangun dari tidur. Mental terjajah masih dominan, pada berfikir tidak lebih dari isi perut, begitu dapat sesuap nasi lalu merasa cukup.
Atau berfikir parsial dalam kotak fanatik, ormas, parpol, kelompok pengajian, kepakaran akademisi untuk sekedar bernasib lebih baik dan lain-lain yang jauh dari skala perjuangan bangsa.
Posisi dan sikap tokoh nasional DR Rizal Ramli atau akrab dipanggil Bang RR yang mandiri dan jauh dari atmosfir parpol atau ormas adalah sangat tepat.
Kapasitas, integritas, kepakaran, jam terbang, empati kepada rakyat yang kuat nan konsisten. Berani, berjiwa petriot sejati dan banyak lagi.
Yang bahkan nyata lebih efektif dari MPR RI dan DPR RI, atau pejabat lain.
RR adalah aset besar bangsa untuk keluar dari masalah masalah besar bangsa, baik politik, ekonomi dan keadilan.
Jurus Rajawali Ngepret adalah aset besar bangsa untuk maju dalam ekonomi, stabil dalam politik, sejahtera dalam keadilan untuk landasan menjadi negara besar dan maju.
Para tokoh dan ulama masih tertutup mata untuk melihat aset-aset strategis, yang jauh lebih mahal dari SDA yang sangat mudah dicuri dan dijarah.
Seharusnya kekuatan kekuatan SDM ini yang di satukan dan RR ini mesinnya. Mesin yang canggih ini perlu bodi mobil, kereta api, pesawat yang canggih juga.
Komponen fisik kendaraan itu juga perlu di bersinergi antara satu sama lain. Kalau ini bisa di wujudkan, maka sampah-sampah bangsa ini bisa dengan mudah dan murah untuk di sapu keluar dan dibuang.
Pada periode I Jokowi, RR dipaksa keluar, karena memang beda kelas. RR adalah mesin turbo super canggih, dipasang di bodi mobil usang (kabinet Jokowi) dengan sampah-sampah.
Saya sendiri juga non blok seperti bang RR, tidak di parpol maupun ormas, sikon ini saya rasa strategis untuk lebih bebas bisa membangun komunikasi lintas kekuatan rakyat dan ummat yang ada.
Tapi memang waktu kemarin terlalu singkat, dan babu-babu intel bertebaran dimana mana. Semoga Allah pertemukan semua lini kekuatan bangsa untuk sama sama memajukan bangsa, menyejahterakan takyat, Amin.
Oleh KH. Dr. Iqbal Kliwo Lc,. MA, Malaysia dan alumnus Pondok Gontor