KedaiPena.Com – Dalam perkembangan sains ataupun sosial, ide baru itu selalu ditolak. Tapi orang yang melakukan perubahan, harus terus konsisten agar ide baru menjadi ide umum. Dan selanjutnya, dan barulah perubahan terjadi.
Termasuk soal ambang batas pencalonan presiden. Perubahan harus dilakukan dengan konsisten.
“Mulai satu setengah atau dua tahun yang lalu, kita fokus bahwa besok tidak boleh ada treshold. Pertimbangannya sederhana, wong tidak ada di Undang-undang Dasar ya,” kata Tokoh Senior Rizal Ramli di Jakarta, ditulis Sabtu (30/7/2022).
Yang kedua, lanjut Rizal, alasan mendesak PT nol persen adalah, tidak ada negara demokratis yang pakai ambang batas pencalonan presiden.
“Yang milih itu rakyat ya, yang penting menurut Undang-undang Dasar, dia harus diajukan oleh partai politik, tidak ada treshold,” tegas dia.
Mengurus partai politik, ujar RR, tidak gampang. Harus lolos verifikasi, paling yang lolos verifikasi parpol hanya 15-17 persen dari total yang mendaftar ke KPU.
“Mereka harus mengajukan (calon presiden). Lalu silakan rakyat yang pilih, siapa yang lolos,” imbuh Rizal.
Dengan adanya treshold, maka yang menentukan calon pemimpin bangsa adalah bos-bos partai di ruang tertutup.
“Mereka yang negosiasi kiri kanan, mereka yang konsultasi dengan munasnya oligarki. Jadi munas oligarki itu mohon maaf, lebih penting dari munas partai ini,” lanjut RR.
Raja-raja uang taipan, papar dia, berkumpul, memastikan siapa yang mau didukung.
“Waktu itu dia putuskan ‘backing‘ Jokowi, yaudah diaturlah. Lalu dorong partai biar jadi Jokowi. Hari ini mereka berpikir Jokowi harus diperpanjang karena dia bisa diatur. Kalau tidak, plan B-nya harus cari calon yang bisa diatur namanya Ganjar Pranowo,” tandas Rizal.
Laporan: Muhammad Lutfi