KedaiPena.Com – Ada sejumlah strategi yang harus dilakulan untuk membuat Indonesia lepas dari status importir menjadi eksportir beberapa komoditas pokok, seperti beras, gula, dan jagung.
Strategi itu dibeberkan Menko Ekuin era Presiden Gus Dur, Rizal Ramli di Jakarta, ditulis Rabu (30/1/2019).
“Strategi pertama ialah membuka 1 juta lahan pertanian baru. Mau tidak mau kita harus buka 1 juta hektar sawah baru,” ujar RR, sapaannya.
Tapi, RR meminta dalam menjalankan program ini, jangan terlalu berpetualang dan bereksperimen. Belajarlah dari program 1 juta hektar sawah pasang surut zaman Presiden Soeharto di Kalimantan yang gagal karena kualitas airnya beda.
“Sawah baru dengan total 1 juta hektar tersebut, dapat dibuka di sejumlah daerah seperti Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Memberano, dan Bangka. Kenapa dipilih karena satu daerah datar, airnya banyak, matahari bagus. Kita bisa bikin dalam waktu kurang dari 5 tahun,” ujarnya.
Dengan demikian, akan ada tambahan produksi beras hingga 5 juta ton setiap tahun. Seburuk-buruknya, jika cuaca sedang tidak bagus, seperti musim panas sekali, masih bisa dapat 2 juta ton.
“Dan kalau kita jaga, 2 juta ton atau 2,5 juta sudah cukup. 2,5 juta ton kita kasih kredit negara-negara yang perlu bantuan, Afrika, Asia. Kita ubah Indonesia dari importir beras jadi eksportir beras dalam waktu lima tahun,” beber eks penasehat ekonomi PBB.
Selain itu, perlu juga dibangun 0,5 juta hektar ladang gula baru dengan kualitas bibit unggul dengan produktivitas 2 kali lipat dari bibit yang ada sekarang. Perkebunan itu, kata dia, akan berkonsep terpadu atau integrated farming.
“Perkebunan gula kita tidak hasilnya hanya gula. Bongkahannya bisa diproses jadi etanol dan lain-lain, ternyata penghasilan petani dari yang lain-lain itu bisa lebih tinggi dari pendapatan jual gula. Jadi harus ada integrated farming,” lanjut peraih doktor Boston University ini.
“Gula aren bagus. Buat tanah sangat bagus dia simpan air. Gulanya juga mengurangi diabetes. Nanti kita bikin kebun gula-gula aren di luar Jawa,” imbuh mantan Menko Maritim Presiden Jokowi.
Sementara itu, untuk meningkatkan produksi jagung, perlu ada tambahan 1 juta hektare ladang jagung baru. Ini tentu dapat memenuhi kebutuhan jagung domestik.
“Mau tidak mau kita juga harus tanam 1 juta (hektare) jagung lagi supaya kita jadi penghasil untuk makanan ternak. Supaya harga ayam kita stabil,” kata Rizal lagi.
“Bayangkan lapangan kerja yang dapat dihasilkan. 1 juta sawah baru, 0,5 juta hektare kebun tebu. 1 juta hektare jagung. Rakyat kita akan banyak pekerjaan,” urai dia.
“Kami ingin 2019-2024 kita mencapai kedaulatan pangan. Karena itu kita butuh presiden yang modalnya bukan hanya slogan. Yang modalnya bukan hanya kampanye kedaulatan pangan tapi sungguh-sungguh menciptakan kedaulatan pangan,” pungkas Rizal.
Laporan: Ranny Supusepa