KedaiPena.Com – Begawan ekonomi Rizal Ramli (RR) tokoh yang banyak ditawarkan jabatan. Namun dia juga banyak menolak tawaran itu jika hanya dijadikan alat tutup mulut.
Setelah keluar dari penjara Sukamiskin akhir tahun 1979, saat masih menjadi aktivis mahasiswa, Rizal Ramli dan teman-temannya, seperti Irzadi Mirean dan Abdul Rachim dikunjungi oleh Sarwono Kusumaatmaja yang kala itu menjabat Sekjen Golkar.
Mereka ditawari untuk menjadi anggota DPR, namun Rizal Ramli dan kawan-kawan menolak, karena tidak mau jadi bagian dari pemerintah otoriter.
“Di zaman akhir Soeharto, Habibie, saya menolak tawaran menteri,” kata Rizal kepada KedaiPena.Com, ditulis Sabtu (28/3/2020).
Ia mengomentari omongan miring bahwa sikap kritisnya ke rezim Presiden Joko Widodo merupakan upaya mendapatkan jabatan.
Di zaman Presiden Gus Dur, RR, sapaan Rizal, menolak tawaran Gus Dur antara jadi Ketua BPK dan Dubes Indonesia untuk Amerika Serikat.
SBY juga pernah menawarkan dan tanda tangan agar RR jadi Menko Perekonomian. Namun kemudian, keputusan itu ditorpedo JK, sehingga RR gagal menjadi nahkoda ekonomi kabinet SBY.
“Ketika akhirnya ditawarkan Menteri Perindustrian (oleh SBY), saya tolak,” tegas dia.
Zaman Jokowi, Rizal pun menolak sampai tiga tawaran Jokowi untuk jadi Menko Maritim.
Baru setelah Jokowi mengatakan bahwa meminta ini bukan hanya Presiden, tapi rakyat Indonesia yang ingin hidup lebih baik, baru RR menerima.
“Setelah tidak jadi menteri, saya ditawarkan jadi Preskom PLN, saya tolak. Saya hanya setia kepada cita-cita, dan apakah dia bertindak optimal untuk rakyat. Gitu aja repot,” tandasnya.
Laporan: Muhammad Lutfi