KedaiPena.Com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat realisasi pertumbuhan kredit sampai Desember 2017 sebesar 8 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Ini yang membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia mandeg di angka 5 persenan.
Demikian dikatakan begawan ekonomi DR Rizal Ramli kepada KedaiPena.Com, Selasa (9/1).
“Menurut OJK, pertumbuhan kredit 2017 hanya 8 persen. Lengkap sudah pengetatan, fiskal, pajak dan kredit,” kata dia.
Masih kata RR, sapaannya, pantas saja pertumbuhan ekonomi hanya mandeg di 5 persenan.
“Ini namanya kerja kerja kerja, tapi tidak cerdas. Padahal agar ekonomi tumbuh tinggi, kredit harus tumbuh di atas 15 persen,” sambung Rizal.
“Pantas juga ketika Presiden Jokowi bilang, badan ekonomi sehat kok ndak bisa lari,” Rizal melanjutkan.
Meski mengkritik kinerja pemerintahan, seperti biasa Rizal measih memberikan kata kunci. RR, sapaannya berujar, kuncinya sederhana. Otoritas moneter dan fiskal jangan super konservatif dan tidak kreatif.
“Jangan hanya modal pakem Bank Dunia, yaitu pengetatan (austerity). Apalagi ini akan menggerogoti elektibilitas Presiden Jokowi,” tandasnya.
Laporan: Irfan Murpratomo