KedaiPena.Com – Karena diforsir soal infrastruktur, makanya lemari yang simpan piring pun bobol. Piring-piring pun dicuri.
Demikian disampaikan intelektual publik Rocky Gerung terkait pembangunan infrastruktur yang gencar dilakukan Jokowi namun bikin tekor keuangan negara.
“Masalahnya, soal ambisi politik, soal infrastruktur dan lain-lain. Tapi ambisi itu bisa dibatalkan oleh APBN, anggaran,” kata Rocky dalam sebuah video, ditulis KedaiPena.Com, Rabu (16/10/2019).
“Makanya ketika piring pertama (anggaran) pecah. Jangan lagi bikin panjang lagi jalan tol. Eh malah ditambah, makanya piring kedua pecah (infrastruktur),” lanjut akademisi UI ini.
Sudah demikian, Jokowi pun masih berambisi memindahkan ibukota ke Kalimantan. Mungkin, lanjut Rocky, Jokowi tidak paham kaitan dua hal itu, antara APBN dan ambisi politik. Makanya masih memaksa memindahkan ibukota
Dia pun melanjutkan, tugas menteri adalah memberitahu presiden. Tapi saat ini yang terjadi, presiden bicara dulu, dan menteri tidak bisa mengoreksi. Presiden, sambung Rocky, sudah membuat kekacauan opini publik, lalu kekacauan itu menetes ke publik.
“Misal soal pemindahan ibukota, sudah diputuskan pindah oleh Presiden, tapi kemudian baru buat kajian akademik riset. Padahal dalam metodologi, riset dulu baru keputusan. Kalo begini bagaimana, apakah riset itu bisa mengubah keputusan politik presiden?,” Rocky bingung dengan keputusan Jokowi.
“Kalau pun ada tekanan, dia bisa bilang, sabar ya politisi, lagi dilakukan riset akademik. Nah ini kan seelah ada tekanan, baru riset. Nah ini Presiden seperti tidak mengerti bagaimana manajemen bernegara,” ujarnya.
Contoh lain, rusaknya manajemen bernegara adalah bagaimana tidak bertajinya seorang Menko Perekonomian Darmin Nasution di hadapan anak buahnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.
“Menko Perekonomian kan berhak memanggil rapat teknis. Tapi menko tidak berani panggil, menteri perdagangan dan menteri perindustrian, karena dua menteri lebih takut ke ketua partai (apalagi Airlangga juga Ketua Umum Partai Golkar). Akibatnya Menko nganggur,” tandas dia
Laporan: Muhammad Hafidh