KedaiPena.Com- Peristiwa sowannya 12 organisasi mahasiswa ke istana terus mendapat kecaman dari masyarakat. Apalagi, pakaian yang dikenakan oleh mahasiswa dalam pertemuan tersebut merupakan batik bukannya jaket almamater.
Hal tersebut disampaikan Pengamat Politik Rocky Gerung saat merespons kunjung mahasiswa ke Istana Negara beberapa waktu lalu. Mahasiswa yang berkunjung ke istana adalah mahasiswa kelompok Cipayung Plus.
“Kemaren saya berdiskusi dengan beberapa BEM di Ibukota dan menganggap bahwa mahasiswa yang kemaren itu bukan mahasiswa. Kalau mahasiswa mestinya pakai jaket mahasiswa, bukan pakai batik. Kalau batik biasanya calo, kata mahasiswa,” ujar Rocky Gerung di kanal Youtube-nya,Sabtu,(26/3/2022).
Rocky menegaskan bahwa identitas mahasiswa adalah jaket atau atribut organisasi. Rocky pun membeberkan pola penggunaan pakaian dari para mahasiswa tersebut.
“Jadi, kalau datang ke situ pakai batik, biasanya pulang bawa amplop. Itu cara berpikir mahasiswa sekarang, meledek senior-seniornya,” paparnya.
Rocky pun mengingatkan, jika kelompok mahasiswa Cipayung kerap digunakan oleh orde baru untuk mengorganisir dan memanfaatkan kekuatan pemuda.
“Cipayung itu kelompok zaman orde baru (Orba) yang dipakai oleh kekuasaan Orba untuk mengorganisir dan memanfaatkan kekuatan pemuda untuk mendukung pemerintah. Tapi kemudian berevolusi menjadi tempat pengkaderan anggota DPR,” kata Rocky.
Rocky menegaskan, kelompok mahasiswa Cipayung adalah mahasiswa yang memang disiapkan untuk memuji-muji rezim.
“Kalau kita melihat dengan referensi historis, maka kelompok mahasiswa yang memuji-muji kekuasaan bahkan yang dulu dipanggil oleh Suharto ke istana, begitu keluar langsung bikin konsolidasi untuk bikin KAK (Komisi Antikorupsi). Mereka diundang ke istana oleh Pak Harto tapi mereka tetap kritis,” katanya.
“Berbeda dengan sekarang. Sekarang yang terjadi, begitu keluar istana langsung memuji-muji Jokowi. Mahasiswa aktif menganggap bahwa mereka yang pergi ke istana sudah bukan mahasiswa sebetulnya,” pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo beraudiensi dengan 12 organisasi mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok Cipayung Plus di Istana Merdeka, Jakarta, pada, Rabu, 23 Maret 2022.
Dalam pertemuan tersebut, para ketua organisasi mahasiswa membahas sejumlah hal mulai dari program Rumah Kebangsaan, ibu kota Nusantara, hingga stabilitas harga bahan pokok.
“Pertama, berkaitan dengan program Kelompok Cipayung Plus yaitu Rumah Kebangsaan, yang mana kami akan melakukan program Rumah Kebangsaan yang merupakan salah satu program andalan kami pada periodisasi kali ini untuk tetap menjaga, merawat persatuan dan kesatuan kita karena Indonesia sangat beragam. Berbagai macam latar belakang agama, ideologi, suku bangsa, dan tetap kita rajut dalam satu kesatuan,” ujar Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Raihan Ariatama dalam keterangannya selepas pertemuan.
Raihan menjelaskan, bahwa Rumah Kebangsaan juga merupakan salah satu bentuk upaya Kelompok Cipayung Plus untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas anak-anak muda terutama di bidang ekonomi kreatif dan digitalisasi ke depan.
“Harapannya muncul bibit-bibit, tunas-tunas muda di Indonesia nanti ke depan yang siap untuk menopang pembangunan perjalanan bangsa kita ke depannya,” imbuhnya.
Laporan: Muhammad Lutfi