KedaiPena.Com – Calon Presiden Petahana Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan kedekatan dirinya dengan para awak media.
Jokowi mengakui, tanpa adanya wartawan atau media massa, maka dirinya tidak akan dikenal seperti sekarang ini.
Pendapat Jokowi ini, tentu sangat berbeda dengan apa yang disampaikan Calon Presiden nomor urut 2 yakni Prabowo Subianto.
Mantan Danjen Kopassus tersebut malah menyindir para awak media.
Ketua Umum Partai Gerindra tersebut menyebut bahwa pers sudah menjadi antek orang yang ingin merusak demokrasi.
Prabowo menyampaikan keluh kesahnya tersebut lantaran minimnya pemberitaan pada saat aksi Reuni 212 beberapa waktu lalu.
Sekjen Perindo, Ahmad Rofiq memiliki pendapat soal perbedaan arti media bagi Jokowi dan Prabowo. Rofiq menilai media itu menjadi kekuatan dalam menyampaikan informasi.
“Media punya kekuatan dan peranan yang sangat strategis. Jadi media memang sangat vital,” ujar Rofiq kepada KedaiPena.Com, Selasa (11/12/2018).
Ia pun menilai, baik Jokowi maupun Prabowo sangat memerlukan media sebagai alat bantu dalam menyampaikan pikiran, gagasan dan program.
“Jadi siapapun dalam konteks ini tidak bisa lepas dari media,” ungkap Rofiq.
Rofiq pun menilai keluhan yang disampaikan oleh Prabowo terkait minimnya pemberitaan aksi reuni 212 juga menjadi tanda bahwa pasangan Sandiaga Uno itu juga membutuhkan media.
“Pak Prabowo menyoal liputan media terhadap Reuni 212. Itu tanda bahwa Pak Prabowo juga sangat memerlukan media,” tandas Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf ini.
Sementara itu, pengamat politik, Rocky Gerung. Lewat akun twitter-nya @Rockygerung, ia menyebut wartawan bukan boneka. Wartawan pun katanya tidak mengurusi boneka.
“Jurnalis bukan boneka. Dan tidak mengurus boneka,” tulis Rocky Gerung.
Walau Rocky tidak menyebutkan siapa sosok yang disindirnya, masyarakat menilai kicauan Rocky Gerung ditujukan kepada Jokowi
Laporan: Muhammad Hafidh