KedaiPena.Com – Menpar Arief Yahya langsung menindaklanjuti Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) I tahun 2017 tentang air connectivity di Hotel Borobudur, Jakarta lalu. Mantan Dirut PT Telkom itu roadshow ke tiga airlines –Garuda Indonesia, Air Asia, Sriwijaya Air– dan Angkasa Pura II di kawasan Soekarno Hatta, Cengkareng, Banten, ditulis Jum’at (21/4).
Menteri Arief menyadari betul, air transport infrastructure, ground and port infrastructure, tourist service infrastructure adalah point yang menentukan daya saing pariwisata Indonesia. Indeks itu dinilai oleh World Economic Forum (WEF) Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI).
Kunjungan pertama, ke kantor Air Asia Indonesia di Jalan Marsekal Suryadarma, Selapajang, Tangerang. “Air Asia bulan depan akan terbang ke India, lalu ke China!” ucap Menpar Arief Yahya didampingi Dendy Kurniawan, CEO Air Asia Indonesia.
Menteri Arief sengaja mengumumkan itu, di depan wartawan, agar Air Asia tidak mundur lagi. Dendy Kurniawan pun mengaggukkan kepala, tanda mengkonfirmasi statemen Menpar Itu. Tanggal 19 Mei 2019, Air Asia membuka jalur Denpasar-Kuala Lumpur-Mumbai, regular 7 kali seminggu dengan pesawat A-330.
Selain itu, juga rute Bali-Narita Jepang 4 kali seminggu juga dengan pesawat yang sama, A-330. Air Asia juga akan terbang dari Jakarta ke Macau, Pada 17 Agustus 2017. Lalu, Jakarta-Singapore-Shenzen, 17 Oktober 2017 dengan A-320. “Kami selalu terbang dengan dua tipe pesawat A-320 dan A-330 itu,” jelas Dendy.
Menpar Arief dalam roadshow itu didampingi Stafsus Bidang Konektivitas Judi Rifajantoro, Tenaga Ahli Bidang Konektivitas Robert Waloni dan Stafsus Bidang Komunikasi Publik Don Kardono. Kunjungan itu untuk menindaklanjuti air connectivity ke 3A, Airlines, Airport dan Authority, untuk mengejar seats capacity wisman yang masih kurang 4 juta, dari target 15 juta tahun 2017 ini.
“Kita masih kekurangan 4 juta kapasitas tempat duduk, saya hadir di sini untuk meminta rekan-rekan di Air Asia menambah jumlah penerbangan terutama dari rute-rute yang baru,” tutur Arief Yahya. Bisa dari originasi baru, bisa destinasi baru, bisa juga kombinasi keduanya.
Dia juga menawarkan terbang ke Thailand, terutama di secondary city seperti Chiang Mai, Phuket atau kota lain non Bangkok. Destinasi yang ditawarkan adalah Solo, Jateng, yang bisa eksplorasi ke Borobudur dan Joglosemar. “Skemanya bisa joint promotion, juga bisa dengan insentif lain,” kata dia.
Soal India, Menpar Arief memang sudah gemes. Setahun wisman dari negeri India di Asia Selatan itu sudah 300 ribu. “Saya orang awam, di air transportation, tapi saya tahu itu rata-rata 1000 orang perhari orang India ke Indonesia, pasti naik pesawat kan? Aneh aja kalau tidak direct flight,” kata Menpar Arief.
Arief sudah punya angkanya, 60% wisman itu maunya direct flight. Lalu, 75% wisman yang masuk ke Indonesia itu via udara. “Maka kalau tidak berani mengambil rute baru itu aneh saja! Semoga doa saya “dikabulkan” dan Air Asia menjawabnya dengan terbang ke India langsung,” katanya,
Arief memaparkan, tujuan wisman India sudah jelas, yang pertama ke Bali lalu kedua Jakarta dan yang ketiga Medan. “AirAsia sendiri merupakan penyumbang wisman terbesar dari berbagai airlines, misalkan saya kasih contoh ada sepuluh maskapai di Indonesia, di urutan pertama yaitu AirAsia mencapai 25 persen sumbangan Wisman-nya. Dan yang nomor dua itu separuh dari 25 persennya. Kita masih bergantung kepada rekan-rekan yang ada di Air Asia,†ujar Menpar.
Sementara CEO Air Asia Group Indonesia Dendy Kurniawan, sangat mengapresiasi kunjungan Menpar Arief Yahya ke kantornya untuk kali kedua. Pihaknya mengatakan akan mendukung program kerja Kementrian Pariwisata untuk pencapaian target kunjungan wisman ke Indonesia yang mencapai 15 juta tahun 2017.
“Ini merupakan kunjungan ke dua Menteri Pariwisata, dan kami dari Air Asia sangat mendukung programnya Pak Menpar. AirAsia sendiri secara grup sangat kuat di internasional connectivity dan kontribusi kami sangat signifikan dan sangat siap membantu program-program Menteri Pariwisata. Jika memungkinkan target 2 juta wisman, disumbangkan dari pihak Air Asia,†ujar Dendy.
Dari hasil kunjungan ini, tambah Dendy, Air Asia mengambil langkah cepat untuk mendukung program tersebut dengan menambah armadanya.
“Kami buktikan dengan langkah konkret, dengan menambah jumlah pesawat dan juga menambah penerbangan ke setiap destinasi-destinasi seperti yang disampaikan, terutama China dan India yang baru direncanakan. Total saat ini armada Air Asia Indonesia memiliki 22 Airbus A320 dan 2 Airbus A330. Dan kami akan menambah dua armada lagi,†pungkas Dendy.
Laporan: Anggita Ramadoni