Artikel ini ditulis oleh Makmur Yahya, Perwakilan Vanguard Sumsel.
Momentum hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2022, kembali mengingatkan bangsa Indonesia kepada cita cita para pendiri bangsa yang mengidam idamkan suatu tatanan kehidupan yang membahagiakan
seluruh rakyat.
Dan telah di mufakati menjadi dasar tujuan berbangsa bernegara dalam hakikat Pancasila sebagai ideologi Indonesia Merdeka.
Namun, justru masih jauh dari keadilan sosial dan kemakmuran, mendekat ke pagar pagar nya pun tidak.
Lalu faktor apa yang menyebabkan terpuruk nya kita saat ini?
Oligarki menghambat, menguasai dan mengendalikan serta membelokkan arah serta tujuan secara ekonomi politik untuk kepentingan segelintir orang saja.
Fakta dan data di jagat maya ini dapat dengan mudah kita baca dan mengkonfirmasi banyak persoalan
kemiskinan, korupsi, kecurangan proses politik, konflik agraria, kenaikkan harga berbagai kebutuhan hidup hingga hilangnya rasa persaudaraan dan keadaban.
Atas situasi tersebut di atas, kami menarik kesimpulan bahwa ada poblem atau krisis kepemimpinan secara nasional untuk menjalankan dan mewujudkan cita-cita masyarakat adil
makmur.
Ke depan Indonesia butuh pemimpin yang punya visi kerakyatan dan punya kapasitas intelektual keilmuan serta terbuka terhadap gagasan serta kritik.
Rakyat mesti mendapat informasi
detail tentang track record gerakan pemimpin alternatif.
DR. Rizal Ramli (RR) salah satu tokoh nasional layak di ajukan kepada rakyat Indonesia sebagai Presiden.
Dalam hal ini kami telah mengumpulkan informasi data diri, karya intelektual, statemen dan respon terhadap suatu persoalan termasuk solusi yang diusulkan.
Oleh sebab itu kaum buruh, petani penggarap, pelaku UMKM, seniman, pelajar mahasiswa merupakan unsur yang paling berhak mengetahui Rizal Ramli sebagai tokoh atau pemimpin alternatif yang layak di harapkan untuk
Indonesia Bangkit dan melepaskan diri dari cengkeraman kaum oligarki secara ekonomi politik.
Demikian hal ini disampaikan dalam diskusi Kebangkitan Naaional tanggal 20 Mei 2022 yang dihadiri oleh unsur Vanguard dari unsur pemuda, pelajar, pedagang kecil, buruh, dan aktivis desa.
[***]