KedaiPena.Com – Sejak kemarin hingga hari ini, Sabtu (2/9/2023), pemberitaan didominasi kekecewaan Partai Demokrat kepada Anies Baswedan yang menerima permintaan Nasdem agar Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai bakal calon wakil presidennya.
Ketua Dewan Pembina Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY bhmahkan berkata: “Kita tidak diizinkan Allah mendukung seseorang yang tidak jujur, tidak amanah.”
Tak diduga, ternyata berita itu mengingatkan kembali peristiwa masa lalu yang dialami Tokoh Nasional Dr. Rizal Ramli.
RR, sapaannya mengingatkan kembali peristiwa lampau yang melibatkan SBY. Saat itu tahun 2004, saat SBY baru saja memenangi Pilpres 2004.
“Jadi ingat SBY membujuk dan tanda-tangani kesepakatan pengangkatan RR sebagai Menko Ekuin di Cikeas, tapi dibatalkan karena bujukan Jusuf Kala. ‘What goes around, comes around‘,” kata RR, mantan aktivis mahasiswa ITB dan ekonom senior lulusan Boston University, AS.
“Atas usulan DR Rizal Ramli (RR ), sebelum SBY jadi Presiden 2004, SBY setuju untuk bagi tanah 10 hektar untuk petani yang mau pindah ke luar Jawa, seperti PM Malaysia Mahathir membagi 7 hektar sehingga petani Malaysia makmur. Tapi SBY lupa janji itu,” ungkap RR di twiternya.
Meski kerap dibohongi, sampai tahun 2006, RR tetap bantu SBY secara tidak langsung. Kemudian RR memutuskan oposisi setelah SBY memberikan ladang minyak Cepu kepada Exxon.
“Padahal didiamkan saja, Blok Cepu kembali 100% ke RI,” ungkap RR.
Pada era SBY itu, JK dari awal ingin jadi Peng-peng alias penguasa merangkap pengusaha. Hal itu bertentangan dengan prinsip RR tentang ‘good governance’, sehingga JK selalu jegal RR, termasuk menjegal saat pemilihan Menko Ekuin Presiden SBY.
“Sekarang JK nempel Anies,” tandas RR.
Laporan: Muhammad Hafidh