KedaiPena.Com – Praktek politik uang sudah menjadi rahasia umum dalam politik praktis di Indonesia.
Tokoh Nasional Rizal Ramli mengalami sendiri apa yang disebut ‘mahar politik’ jelang pemilihan umum.
“Saya konkret waktu pemilihan gubernur DKI 2017. Saya dipanggil salah satu petinggi partai, Mas Rizal maju deh di DKI buat (nandingi) Ahok,” cerita Rizal tanpa menyebut siapa yang berbicara dengannya.
“Mas Rizal, buat partai kita gak usah bayar. Tapi dua partai yang lain butuh Rp300 miliar. Saya bilang, mohon maaf, Rizal Ramli tidak pernah korupsi, kalau uang makan-makan kita punya, tapi kalau ngomongin Rp300 miliar, kita tidak pernah korupsi,” kisah RR, sapaan Rizal Ramli.
Tak berhenti sampai situ, oknum dari parpol itu bilang, menunggu sikap RR berubah sampai detik akhir jelang penetapan calon di Pilkada DKI 2017.
“Nah, ditunggu sampai ‘last minuted‘, saya disuruh pikir. Dua hari sebelum hari terakhir (penetapan calon) dia bilang, Mas Rizal, saya sudah bilang ke partai, bahwa untuk Mas Rizal cukup Rp100 miliar,” ujar Rizal dalam sebuah kesempatan di Jakarta, ditulis Senin (4/7/2022).
“Saya jawab, saya tidak punya uang, saya tidak pernah korupsi. Nah di saat yang sama, datang lah calon lain, ada bandar yang dukung, dan jadi lah itu barang. Ini pengalaman konkret, pengalaman saya,” cerita Rizal.
Sebelumnya, tahun 2009, tiga partai cukup besar datang, mereka menawarkan diri menjadi kendaraan Rizal Ramli menjadi calon presiden.
“Mereka bilang, berdasarkan karakter, ‘track record‘, integritas tidak ada yang ngalahin Mas Rizal. Tapi kita kan perlu ‘oli’, bahasa oli ini ada 7 macam, intinya logistik. Kalau satu partai minta Rp300 miliar maka 3 partai jadi Rp900 miliar,” papar Rizal.
“Saya gak pernah korup sepanjang sejarah. Dan saya tidak mau jadi boneka taipan kan. Kalau nyari uang dengan taipan ya bisa saja, tapi kan kita di-ijon, kan gak mau. Makanya kita fokus ke treshold nol persen,” tandas dia.
Laporan: Muhammad Lutfi