KedaiPena.Com – Ekonom senior Rizal Ramli mengatakan, dapat dipahami bila orang-orang yang tidak familiar dengan Indonesia, menganggap bahwa protes yang dilakukan umat Islam semata-mata didasarkan pada alasan bahwa Ahok adalah keturunan Tionghoa dan Kristen.Â
Juga dapat dipahami mereka menganggap bahwa apa yang terjadi setidaknya pada tanggal 4 November lalu adalah tekanan dari kelompok intoleran.Â
Namun, pandangan seperti yang dimiliki oleh pihak-pihak itu, dianggap Rizal Ramli, adalah sebuah simplifikasi yang mereduksi persoalan dan sama sekali tidak menyentuh point utama yang jadi persoalan.Â
Dalam tulisan berjudul Jakarta’s Governor Gave Indonesian Islamist an Opening itu, Rizal Ramli meluruskan anggapan-anggapan tadi dan berusaha mengembalikan kasus Ahok ke jalan yang benar.Â
Tulisan itu ditulis harian Wall Street Journal edisi 10 November yang lalu.‎
‎
Menurut Rizal, penolakan terhadap Ahok sesungguhnya terkait dengan gaya kepemimpinan Ahok yang kasar (crude) dan merusak (abrasive).Â
“Ahok tidak memperlihatkan keberpihak pada rakyat kecil, sebaliknya dia memberikan keistimewaan kepada perusahaan-perusahaan pengembang yang memberikan bantuan tak kecil kepada dirinya untuk memenangkan pemilihan gubernut tahun 2017,” tegas dia.Â
Ketika masih menjabat Menko Kemaritiman dan Sumber Daya, tak jarang Rizal Ramli bertemu dengan warga Jakarta yang menjadi korban dari ketidakberpihakan Ahok pada rakyat.Â
 “Mereka datang ke rumah saya, beberapa dengan airmata menetes,” tulis Rizal Ramli.
Hal ini membuatnya teringat pada kejadian-kejadian yang sama di era Orde Baru.Â
Rizal Ramli juga mengatakan, bahwa Ahok juga punya persoalan lain yang tak kalah serius, terkait dengan sejumlah skandal korupsi, seperti pembelian lahan RS Sumber Waras dan lahan di Cengkareng. Ini kasus-kasus yang kasat mata, namun tak bisa dijangkau oleh tangan aparat penegak hukum.Â
Karakter Ahok yang kasar dan merusak tadi juga dapat dilihat dari pernyataannya yang mengancam akan menggunakan bensin untuk membakar demonstran yang memprotes dirinya.Â
Â
Laporan: Anggita Ramadoni‎