KedaiPena.Com – Pemimpin-pemimpin hebat biasanya dikelilingi penasehat-penasehat alias ‘inner circle‘ pintar dan hebat. Sebut saja John F. Kennedy, Soeharto, Nixon dan sebagainya.
“JFK waktu kuliah biasa-biasa saja, tapi (semasa menjadi Presiden AS) advisor-advisornya top,” kata tokoh nasional Rizal Ramli di Jakarta, ditulis Sabtu (11/7/2020).
Masih kata RR, sapaan Rizal Ramli, ada juga pimpinan yang merasa hebat, padahal males baca. Jabatan advisor hanya hadiah karena pernah bantu jadi pimpinan.
“Ya jadinya (pemimpin) gagap, apalagi saat terjadi krisis,” lanjut Gus Romli, sapaan akrab Rizal Ramli di kalangan Nadliyin.
Eks Penasehat Ekonomi PBB ini menambahkan, Presiden AS Richard Milhous Nixon jago politik dan masalah dalam negeri AS, tapi buta politik luar negeri.
“Dia sampai ngemis tiga kali minta Kissinger gabung,” lanjutnya.
Untuk diketahui, Henry Alfred Kissinger adalah mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat dan pemenang Nobel Perdamaian.
“Ternyata legacy Nixon terbesar, selain Watergate, adalah politik luar negeri, termasuk ketemu Mao dan mendorong Cina buka diri,” kata Menko Perekonomian era Gus Dur ini.
Sementara itu, Presiden RI kedua, Soeharto merupakan jenderal teruji. Ia tahu diri, lemah di bidang ekonomi dan sosial.
“Soeharto lalu memilih Wijoyo (Nitisastro) dan kawan-kawan untuk membantu dalam bidang ekonomi. Lalu Prof. Selo Soemarjan & Prof. Koentjoroningrat untuk beri nasehat di bidang sosiologi serta antropologi,” lanjut Rizal yang pernah dipenjara di Sukamiskin karena melawan Orba.
“Nah, sekarang, ada yang ‘ndak‘ doyan baca, dikitari ABS (asal bapak senang) & KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme), ya gagap, ambyar,” kecewa Menko Maritim era Presiden Jokowi ini.
Laporan: Muhammad Lutfi