KedaiPena.com – Ricuh transaksi ganjil yang bernilai triliunan, masih terus disorot oleh publik. Tak terkecuali, respon Menteri Keuangan Sri Mulyani, yang mempertanyakan cara perhitungan transaksi janggal sebesar Rp300 triliun di Kemenkeu, yang disampaikan Menko Polhukam Mahfud MD dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
Menanggapi hal itu, Ekonom senior DR. Rizal Ramli mempertanyakan apa yang ada dalam benak Sri Mulyani, selaku Menteri Keuangan, yang menjadi orang nomor satu di Kementerian Keuangan tersebut.
Ia menjelaskan, bahwa hal tersebut sangat janggal, karena laporan tersebut merupakan hasil pemeriksaan tahun 2009 hingga 2023. Bahkan, dengan tanggapannya tersebut, muncul anggapan bahwa Sri Mulyani selama ini abai dengan perilaku tidak wajar yang terjadi di kementerian yang dipimpinnya.
“Kok bisa Menkeu Sri Mulyani cuek dan tidak melakukan tindakan apa-apa terhadap hal-hal yang tidak wajar dan koruptif selama bertahun-tahun?” kata Rizal, ditulis Selasa (14/3/2023).
Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur itu menilai aneh lantaran selama ini Sri Mulyani lebih getol dalam menaikkan pajak dan menyunat sejumlah subsidi untuk rakyat kecil, ketimbang memperhatikan dugaan korupsi besar yang terjadi di Kemenkeu.
“Memang payah, sementara rakyat diuber-uber,” tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, Kepala PPATK Ivan Yustiavandana mengaku sudah mengirim sejumlah data ke Sri Mulyani berupa hasil rekap dari ratusan laporan sejak 2009 hingga 2023. Adapun nilai detail mutasi rekening serta dana tindak pidana ada di dokumen individual.
Menanggapi itu, Sri Mulyani mengaku baru menerima surat dari PPATK pada Kamis (9/3/2023). Namun dia tidak melihat angka kejanggalan Rp300 triliun tercermin dalam surat yang diterima.
“Jadi saya nggak tahu juga dari mana angkanya,” kata Sri Mulyani di kantor pajak KPP Pratama Surakarta, Kamis (9/3/2023).
Laporan: Ranny Supusepa