KedaiPena.Com – Masih banyak yang belum paham bahwa kebijakan Menteri Keuangan Sri Mulyani merugikan rakyat Indonesia. Kebijakan itu terkait dengan bunga utang yang begitu tinggi.
Demikian disampaikan Begawan Ekonomi Rizal Ramli dalam keterangan yang diterima KedaiPena.Com, Selasa (27/8/2019).
“Akademisi, media, bahkan ekonom banyak yang belum paham bahwa kebijakan Menkeu “terbalik” sangat merugikan rakyat Indonesia. Karena Indonesia memberikan yield atau bunga utang lebih tinggi,” kata Rizal.
Eks Menko Ekuin Era Presiden Gus Dur ini menambahkan, yield Indonesia lebih tinggi dari negara-negara yang ratingnya lebih rendah. Contohnya Vietnam dan Filipina.
“Yield kita harusnya lebih rendah,” lanjut dia.
Di sisi lain, bondholders alias kreditor utang Indonesia senang. Tapi rakyat Indonesia harus bayar beban tambahan bunga ratusan triliun.
“Ini tragedi sekaligus tindakan kriminal,” tegas Rizal.
Sebagai Menkeu SBY periode 2006-2010, SMI menerbitkan utang Rp454,9 triliun dengan yield kemahalan sehingga mennambah beban rakyat Rp199,7 triliun.
Sementara sebagai Menkeu Jokowi periode 2006-2019, Sri Mulyani menerbitkan utang Rp790,7 triliun dengan yield yang juga kemahalan, sehingga menambah beban rakyat Rp118 triliun.
“Total Menkeu ‘Terbalik’ untungkan kreditor, tapi rugikan rakyat Rp317,7 trilliun karena tambahan beban bunga ratusan triliun,” kecewa Rizal.
Laporan: Muhammad Lutfi