KedaiPena.Com – Hasil survei dari berbagai lembaga menjelaskan, baik Jokowi maupun Prabowo, elektabilitasnha belum melewati angka 50%. Terutama Jokowi, walaupun selalu sebagai pemenang survei, angkanya hanya berkisar 35%-45%.
“Sebagai Presiden yang masih berkuasa dengan semua fasilitas dan kekuasaan di tangannya, angka tersebut menyatakan bahwa rakyat Indonesia masih butuh figur baru,” kata pengamat politik Sjafril Sofyan di Jakarta, Senin (12/3/2018).
Aktivis 77/78 ini menambahkan, dengan kondisi ini, peluang menang pilpres poros ketiga besar. Namun, poros ketiga harus mempertimbangkan fakta sejarah perpolitikan di Indonesia.
“Gusdur bisa terpilih karena berada di bandul tengah sebagai seorang pluralis, nasionalis dan religius. Sementara Megawati dengan partai pemenang pemilu, tidak terpilih, karena dianggap pada bandul kiri,” kata dia.
Sementara pada laga berikutnya, putaran pertama Pilpres 2004, Amien Rais kalah telak karena dianggap terlalu ke kanan/sangat islami. Itulah sejarah politik Indonesia dan itu juga yang menyebabkan SBY menang telak. Di saat yang sama, Mega harus kalah, walaupun wakilnya NU (Hasyim Muzadi) di putaran kedua Pilpres 2004.
“Dengan fakta tersebut, jika ada tokoh yang dicalonkan terlalu kiri atau terlalu kanan, misalnya seperti Tuanku Guru Bajang atau Gatot Nurmantyo karena selama ini menampilkan dirinya sebagai sangat Islami, peluang menang memang berat,” prediksi dia.
Yang harus dimunculkan adalah tokoh nasional dan juga mempunyai reputasi internasional yang dapat diterima di kalangan Islam kultural (NU) karena selalu berpihak kepada rakyat bawah (kebanyakan NU), begitu juga bisa diterima di kalangan Muhammadiyah karena tingkat kecerdasan, integritas dan kemampuannya.
“Begitu juga sebaliknya, tokoh tersebut dapat diterima oleh kalangan nasionalis kultural/soekarnois, karena konsep dan rekam jejaknya secara terus menerus selalu berpihak kepada rakyat jelas kemandiriannya/berdikari sangat kuat visi nasionalisnya,” lanjutnya.
Memang jarang tokoh tersebut, tapi Sjafril sependapat dengan Mardani Ali Sera, petinggi PKS yang menyampaikan bahwa Rizal Ramli kuat visinya dan punya terobosan.
“Saya kira Rizal Ramli adalah salah satu di antaranya tokoh, yang dapat diterima dari berbagai kalangan disamping sebagai seorang ahli ekonomi dunia, tepatnya begawan ekonomi. Sehingga dapat diharapkan bisa melakukan loncatan perkembangan ekonomi yang saat ini mangkraknya pertumbuhan di angka 5%,” lanjut Sjafril.
Laporan: Muhammad Ibnu Abbas