KedaiPena.Com – Pembangunan dan investasi di bidang ‘real estate‘ dan lainnya, seharusnya membuat rakyat lebih makmur, bukan sebaliknya, malah memiskinkan rakyat secara struktural.
Demikian disampaikan begawan ekonomi Rizal Ramli di Jakarta, Jumat (8/10/2021).
“Di masa lalu, banyak contohnya. Mega Kuningan itu arsiteknya Nugroho, anak ITB. Mega Kuningan kan padat sekali, rakyatnya direlokasikan dengan luas tanah diganti dua kalinya di Bintaro Selatan. Terus dapat uang tunai pula di samping dapat tanah dua kali lebih luas,” jelas Rizal.
Dengan demikian, sambung RR, sapaannya, rakyat senang luar biasa. Mereka bisa pindah ke lingkungan yang lebih hijau walaupun agak di luar kota. Mereka dapat udara lebih bersih, ditambah uang pula.
“Ini kan contoh bagaimana pembangunan atau pengembangan ‘real estate‘ bisa memakmurkan rakyat. Dan sama juga saat saya Menko (Maritim)-nya Jokowi, kita rapat di Borobudur dan minta tanah 500 hektar di Bukit Manoreh yang jaraknya setengah jam dari Borobudur. Dari Menteri Kehutanan, Ibu Siti Nurbaya, dia langsung tanda tangan. Dia percaya dan bilang, ‘Mas Rizal ini betul-betul buat rakyat’,” papar Rizal.
Tujuan relokasi tersebut, imbuh RR, memindahkan warga dari wilayah Borobudur yang padat ke Bukit Manoreh. Rakyat terima tanah dua kali dari aslinya. Kedua, kotanya didesain yang benar, biar lebih bagus dan nyaman.
“Ketiga, rakyatnya secara bersama-sama memiliki 10 persen saham di Borobudur. Supaya kalau Borobudur maju pariwisatannya, rakyat dapat keuntungan,” lanjut Rizal.
Waktu Rizal mengikuti rapat kabinet Borobudur, Presiden Jokowi sangat senang dengan idenya, bahkan sampai ada notulasi kabinet.
“Jokowi ternyata kalau orang sekitarnya tidak neko-neko, dia benar-benar bekerja buat rakyat. Tapi kan sekarang banyak yang ngaco-ngaco di sekitarnya yang banyak kepentingan. Sayangnya saat saya tidak menjadi Menko, hal itu tidak di lanjutkan itu,” papar Rizal.
Demikian juga saat Rizal meminta 500 hektar lahan di pinggir Danau Toba untuk pengembangan pariwisata. Tujuannya untuk dikembangkan jadi ‘ecotourism‘ untuk rakyat.
“Ternyata saya bingung sama temen saya Pak Luhut (Menko Maritim setelah Rizal Ramli) laham itu malah diberi ke teman-temannya. Tujuannya kan bukan buat rakyat tapi pengusaha Medan yang sudah kaya raya,” kecewa Rizal.
Laporan: Muhammad Hafidh