KedaiPena.Com – Ketika Presiden Jokowi membujuk untuk bersedia jadi Menko Maritim pada Juli 2015, Rizal Ramli menolak sampai 3 kali.
Baru ketika Jokowi mengatakan, ‘yang meminta ini tidak hanya Presiden, yang minta tolong ini rakyat yang ingin hidup lebih baik’, baru RR, sapaan Rizal Ramli menerima.
“Ketika RR dihentikan 11 bulan kemudian, yang minta bukan rakyat, tetapi kelompok ‘vested-interest’,” ujar Rizal Ramli kepada KedaiPena.Com, Senin (8/6/2019).
Diberhentikan, RR ‘happy’ saja, karena tahu yang dorong itu kelompok ‘vested interest’.
“Contoh paling nyata, Menteri Perdagangan (Enggartiasto Lukita) yang sangat rugikan petani, Bulog dan lainnya (terutama dengan kebijakan impor),” tegas Rizal.
Eks Tim Panel PBB ini pun menilai, kebijakan ekonomi Jokowi semakin neo-liberal, didorong oleh Menkeu Sri Mulyani “terbalik” yang rugikan rakyat dan ekonomi nasional.
“Menkeu agresif pajakin ekonomi rakyat, tapi beri ‘tax holiday’ 30 tahun untuk yang besar-besar dan “terbaik” untuk kreditor karena berikan bunga super tinggi. Lonjakan utang sudah jadi rem otomatik pertumbuhan ekonomi,” jelas eks Menko Perekonomian ini.
“RR ‘happy-happy’ saja, hanya sedih, Jokowi sudah disandera kelompok ‘vested-interest’, tinggalkan Trisakti. Apakah akan bisa kembali mandiri’? ‘Nobody know’. Apakah ada harapan kehidupan rakyat akan membaik? ‘Nobody know’,” tandas DR. Rizal Ramli.
Laporan: Andre Pradana