KedaiPena.Com – Kesejahteraan di Indonesia berharga mahal lantaran hanya segelintir orang yang dapat menikmatinya. Orang-orang tersebut juga mayoritas dari kalangan menengah ke atas.
Demikian disampaikan oleh Begawan Ekonomi Rizal Ramli dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis (22/2/2018).
Rizal begitu ia dipanggil pun menjelaskan, pada dasarnya saat ini hanya 20% dari masyarakat Indonesia yang menikmati kesejahteraan.
Sedangkan 40% lainnya, lanjut Rizal, tidak selalu berdampak dan 40% sisanya tidak pernah sama sekali.
“Hanya 20% orang Indonesia sudah menikmati kemajuan bisa liburan. Yang 40% lagi pas-pasan kalau nggak ada gejolak bisa bergeser ke bawah. Nah yang 40% paling bawah betul-betul belum menikmati,” tutur Rizal.
Dengan kondisi demikian, Rizal menuturkan, bahwa selama ini pemerintah tidak menggunakan indikator internasional untuk mengukur kemiskinan.
Hal itulah, tegas Menteri Koordinator Perekonomian Republik Indonesia yang membuat, hal tersebut sebagai sebuah penipuan.
“Indikatornya US$ 1 sehari. Paling dapat supermi tapi begitu kita gunakan standar internasional US$ 2 atau sekitar Rp 27 ribu yang miskin nambah banyak. Kita nipu diri kita sendiri kalau bilang yang miskin nggak berkurang,” ujarnya.
Tidak hanya itu, Rizal juga menjelaskan, bahwa hal itu dibuktikan dengan pendapatan per kapita masyarakat Indonesia tertinggal jauh dari negara-negara tetangga seperti Singapura dan Vietnam.
“Tetapi kalau gunakan pendekatan baru terang kalau kita tertinggal memang ukuran ekonomi kita kali ini US$ 1 triliun dibagi 250 juta dapatnya US$ 3.500 per kapita. Jauh di atas kita Singapura bahkan Vietnam,” tutupnya.
Laporan: Muhammad Hafidh