KedaiPena.Com – Isu perubahan iklim menjadi topik yang mendapat perhatian lebih bagi kaum milenial, generasi di bawah 26 tahun, di Eropa di Amerika.
Oleh karenanya, Greta Tintin Eleonora Ernman Thunberg, menjadi salah satu tokoh muda yang sangat berpengaruh karena memperjuangankan ‘climate change’.
Demikian disampaikan Tokoh Senior Rizal Ramli di Jakarta, ditulis Rabu (16/11/2021).
“Greta itu kan masih kecil banget, tapi sangat berpengaruh, sangat dihormati, karena memang dia berjuang agar ada perlindungan terhadap ‘climate‘, agar ini diperbaiki kualitasnya,” kata dia.
Namun demikian, Rizal ingin memberi ‘tagline’ baru soal ini. Seharusnya bukan ‘climate change‘, tapi ‘climate justice‘.
“Karena akibat pengelola sumber daya alam yang abal-abal, termasuk hutan dan lain-lain itu menciptakan ‘sosial injustice‘, suhu lebih panas di beberapa provinsi, di Kalimantan banjir itu luar biasa, di Bromo itu tidak pernah banjir tapi terjadi banjir,” sambungnya.
Jadi akibat pengelolaan sumber daya alam yang ugal-ugalan menciptakan ‘sosial injustice’, rakyat kebanjiran, lanjutnya, rakyat kehilangan sumber pendapatan dan lain-lain.
“Termasuk yang bekerja di tambang batubara, pekerjanya mungkin tidak ada perlindungan,” lanjut dia.
Dengan paradigma ‘climate justice‘, diharapkan isu ini bukan hanya melihat dari segi teknis saja.
“Bukan hanya segi angka begini, suhu naik berapa, ‘global warming‘ atau apa, tapi kita kaitkan dengan ‘social justice‘. Bahwa pengelolaan ‘climate‘ yang ugal-ugalan hanya menguntungkan industri, dan itu akan punya dampak sosial yang besar kepada generasi muda kita,” papar eks Tim Panel Ekonomi PBB
Bisa dalam bentuk kualitas udara yang jelek di kota-kota besar. Kalau itu terjadi, maka anak-anak muda dari kecil bisa sakit macam-macam, sakit paru-paru dan lainnya.
“Jadi jor-joran dalam industri dan kebijakan lingkungan yang tidak bersahabat itu menimbulkan ‘social injustice‘, menimbulkan masalah kesehatan dan lain lain. Karenanya, mari bersama-sama perjuangkan keadilan pengelolaan sumber daya alam,” Rizal menjelaskan.
“Caranya yaitu satu, keadilan. Bagaimana sumber daya alam itu betul untuk rakyat Indonesia sesuai dengan UUD 1945. Kedua, pengelolaan sumber data alam harus hati-hati supaya lingkungan hidup lebih baik dan tidak menimbulkan masalah sosial atau ‘social justice’,” tandas eks Menko Maritim ini.
Laporan: Muhammad Lutfi