LAMA sebelum Rizal Ramli ditunjuk menjadi Kepala Bulog kemudian menjadi Menko Perekonomian dan Menteri Keuangan oleh Gus Dur hubungan mereka telah dekat.
Ini disebabkan karena Rizal Ramli adalah mantan aktivis mahasiswa ITB pada Gerakan Mahasiswa 1977/1978 dan kemudian setelah lulus PhD dari Boston University Amerika Serikat.
Ketika pulang ke tanah air, Rizal tetap beraktivitas politik dan bergaul erat dengan para aktivis politik.
Di lain pihak Gus Dur yang selain menjadi Ketua Umum PBNU selama 10 tahun juga sangat aktif menulis artikel politik, memberikan ceramah-ceramah soal sosial politik di kalangan para aktivis.
Rizal Ramli yang sering hadir di pertemuan-pertemuan tersebut menjadi kenal dekat dengan Gus Dur karena juga mempunyai banyak pemikiran yang sama.
Karena itu, tidak aneh bila dikemudian hari Gus Dur mengangkat Rizal Ramli sebagai Kepala Bulog, Menko Perekonomian dan Menteri Keuangan.
Namun sebetulnya cerita di balik itu adalah Rizal Ramli sempat dua kali menolak tawaran Gus Dur untuk menjadi Dubes di Amerika Serikat dan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan.
Jadi menjadi Kepala Bulog itu Rizal Ramli menerima tawaran yang ketiga dari Gus Dur. tupun dengan syarat, bahwa hanya mau menjabat Kabulog selama maksimal 1 tahun.
Hubungan yang dekat dengan Gus Dur itu mau tidak mau di kemudian hari membawa Rizal Ramli juga berhubungan dekat dekat dengan kaum Nahdliyin atau yang lebih dikenal dengan NU Kultural.
Rizal Ramli berkunjung ke beberapa pesantren seperti Tebu Ireng di Jombang, Al Hikam yang didirikan oleh almarhun KH Hasyim Muzadi di Depok, Pesantren Al Kharimiyah yang dipimpin oleh KH A Damanhuri di Sawangan Depok, Pesantren Mambaul Hikmah yang dipimpin oleh KH Sulton di Tegal.
Selain itu juga mempunyai hubungan dekat dengan alm KH Hasyim Muzadi, juga pernah berkunjung kerumah kakak sulung KH Hasyim Muzadi sekaligus sesepuh NU KH Abdul Muchit Muzadi di Jember.
Ia juga dekat dengan Gus Solahudin Wahid adik Gus Dur bahkan pernah mekakukan kegiatan bersama dalam Konvensi Rakyat untuk Presiden, yang diadakan di enam kota besar yaitu Jakarta, Surabaya, Medan, Makasar Bandung dan Balikpapan.
Bahkan dalam kedekatannya dengan pondok pesantren Tebu Ireng itu, Rizal Ramli pernah diundang dan menghadiri suatu pertemuan ratusan alumni pesantren tersebut di kawasan puncak dan dalam pertemuan itu Rizal Ramli diberi gelar Gus Romli.
Selain itu Rizal Ramli juga mempunyai hubungan cukup dekat dengan Pengurus Pusat Muhammadiyah.
Selain beberapa kali menghadiri pertemuan yang diselenggarakan oleh PP Muhammadiyah, Rizal Ramli bahkan pernah menjadi saksi ahli dalam gugatan yang dilakukan oleh PP Muhammadiyah terhadap UU No 22 tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi yang dinilai pro pasar bebas dan asing.
Gugatan itu diajukan ke Mahkamah Konstitusi dan dimenangkan oleh para penggugat.
Rizal Ramli juga mempunyai hubungan dekat dengan Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) yang banyak mempunyai alumni yang menjadi tokoh-tokoh Islam, misalnya Din Syamsudin yang pernah menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah dan almarhum KH Hasyim Muzadi yang pernah menjadi Ketua Umum PBNU serta Ustadz Bachtiar Nasir yang menjadi penanggung jawab Aksi Damai satu juta Umat Islam pada tanggal 4 November 2016 (411) di Monas dan sekitarnya.
Pada tahun 1976 bersama temannya Rizal Ramli pernah nyantri selama seminggu di Gontor dan pada 13-15 Oktober 2017 berkunjung kembali ke beberapa kampus pesantren Gontor yaitu di Ngawi, Ponorogo dan Kediri serta kampus Universitas Darussalam Gontor.
Pada tanggal 15 Oktober 2017 tepat jam 8 pagi Rizal Ramli berkunjung ke pondok Gontor dan disambut langsung oleh Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor KH Hasan Abdullah Sahal KH Syamsul Hadi Abdan, Rektor Unida Gontor Prof. DR. KH Amal Fatullah Zarkasyi , MA dan beberapa anggota Badan Wakaf PMDG.
Oleh Abdulrachim K, analis kebijakan publik, tokoh gerakan mahasiswa 77/78