KedaiPena.Com – Manyilau agak berbeda dengan Mancaliak. Mancaliak hanya sekedar melihat-lihat, sedangkan Manyilau tidak hanya sekedar melihat, lebih dalam lagi memperhatikan apa-apa kekurangan yang terjadi dan wajib menambahkan, membantu kekurangan-kekurangan tersebut.
Tuanku Herman JRM, Ketua Institut Alam Minangkabau mengatakan, awalnya Manyilau dari jauh baru mendatangi guna menambahkan apa-apa yang harus ditambahkan atau diperbaiki khususnya secara kualitas. Ini adalah bentuk tanggung jawab lelaki Minangkabau yang memegang teguh filosofi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK).
“Seorang lelaki Minangkabau sejak kecil dididik bertanggung jawab kepada anak kamanakan serta lingkungan sosial, “Anak dipangku, Kamanakan dibimbiang, Urang Kampuang dipatenggangkan”, baik terhadap lingkungan di wilayah tempat kediamannya dan terhadap kampung halamannya. Rasa tanggung jawab ini juga mengalir pada diri ekonom kaliber dunia yang pernah beberapa kali duduk di kabinet pasca reformasi serta pernah menjadi Penasehat ekonomi PBB, DR Rizal Ramli,” kata dia dalam keterangan yang diterima redaksi, Selasa (1/11).
RR, sambungnya, bukan hanya milik masyarakat Minangkabau, namun juga milik masyarakat nusantara Indonesia dan dunia sebagaimana halnya dengan Bung Hatta. Beliau adalah Bung Hatta masa kini dengan ekonomi kerakyatannya.
Dalam rangka mengamalkan pengetahuannya dalam membangkitkan ekonomi kerakyatan DR Rizal Ramli tokoh pergerakan, Menko Perekonomian era Gusdur ‘manyilau kampuang halamannya yaitu Ranah Minangkabau’ pada tanggal 5 dan 6 November 2017 ini. Beliau akan manyilau kampuang sehari sesudah beliau memberikan kuliah umum di beberapa perguruan tinggi di ranah Minang.
“Di ranah Minangkabau Uda Rizal Ramli demikian beliau dipanggil di Ranah Minang akan berdiskusi mengenai kebangkitan ekonomi kerakyatan dengan Komunitas Selaras Alam yang menaungi para petani dan nelayan, serta akan berdialog terbuka dan interaktif dengan masyarakat baik yang berada di ranah maupun rantau guna membangkitkan kembali ‘sociopreneurship’Â Masyarakat Nagari yang berazaskan Adat Basandi Syarak,Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK), guna memperkokoh ketahanan nasional,” jelasnya.
Dalam dialog terbuka ini selain Uda Rizal yang menjadi narasumber mewakili Kaum Cadiak Pandai, juga Ketua Karapatan Niniak Mamak Minangkabau yaitu Inyiak Mishar Dt. Mangkuto Sapuluah, dan Buya Gusrizal Gazahar mewakili Kaum Alim Ulamo. Dialog Terbuka ini diadakan di Masjid Jami’ Sabar Nagari Simarasok Kecamatan Baso Kabupaten Agam.
“Simarasok adalah Nagari yang pernah menjadi Desa Terbaik Tingkat Nasional pada tahun 2011. Kedua acara akan berlangsung pada hari pertama acara “Rizal Ramli Manyilau Kampuang”. Diharapkan Hak Asal Usul Masyarakat Hukum Adat Minangkabau dapat terimplementasi dengan baik dan benar sesuai dengan Undang Adat Minangkabau hasil Baiah Marapalam 1403M melalui Perubahan Perda. Provinsi tentang Nagari yang sampai saat ini belum berubah sejak dikeluarkannya UU 6/2014 tentang Desa,” sambungnya.
Pada hari kedua Rizal Ramli beliau akan memberikan kuliah umum di IAIN Batu Sangkar dengan tema “Peluang dan Tantangan Ekonomi Islam Indonesia dalam konstelasi Politik Ekonomi” dan Universitas Andalas (Unand) dengan tema “Sinergitas Sociopreneurahip antara Ranah dan Rantau yang berbasis Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah”.
“Selesai memberikan kuliah umum di Unand. Uda Rizal Ramli beserta rombongan kembali ke Jakarta guna mempersiapkan dialog-dialog serta kuliah umum ke berbagai daerah dan perguruan tinggi di nusantara guna membangkitkan ekonomi kerakyatan yang selama ini dipasung neoliberalisme,” tandas dia.
Laporan: Muhammad Hafidh