KedaiPena.Com – Sudah jadi kebiasaan orang-orang kaya dan berkuasa di seluruh dunia untuk menghindari beban pajak di negaranya sendiri.
Di Eropa, pajak itu tinggi sekali untuk orang kaya, bahkan bisa mencapai 40 persen. Begitu pun di Amerika Serikat.
Oleh karenanya, para orang kaya ini mencari jalan, supaya tidak membayar tarif pajak yang tinggi di negaranya.
Demikian disampaikan begawan ekonomi Rizal Ramli mengomentari skandal ‘Pandora Papers’ yang melibatkan nama-nama besar, termasuk dari Indonesia.
“Nah caranya itu mereka bikin perusahaan ecek-ecek di negara-negara yang aturan beban pajaknya kecil atau nol. Biasanya di beberapa pulau di Belgia dan lainnya,” jelas Rizal di Jakarta, ditulis Selasa (26/10/2021).
“Mereka mencoba menarik uang dari seluruh dunia, tidak peduli uang itu asal dari mana, mau dari korupsi, mau uang narkoba. Selanjutnya mereka bikin fasilitas pajaknya nol atau kecil sekali,” lanjutnya.
Dulu di Eropa juga ada Swiss yang dikenal sebagai surga menyimpan uang. Tapi sudah lama Swiss tidak memanjakan penyimpan uang.
Akibatnya orang-orang kaya ini, maupun pejabat-pejabat yang mungking sumber uangnya tidak jelas, membuat perusahaan tunggangan di pulau-pulau tersebut.
“Bisa jadi di kepengurusan, tidak ada namanya dia (orang kaya dan pejabat tersebut),” Rizal Ramli menambahkan.
Tujuannya, sambung eks Tim Panel Ekonomi PBB ini, adalah menghindari beban pajak di negaranya. Dan secara etika, hal ini salah, karena sebagai pejabat, mereka harus jadi contoh buat rakyat kecil.
“Karena rakyat biasa, wajib bayar pajak, kena hukuman kalau tidak bayar pajak. Artinya sebagai pejabat atau orang kaya, harus kasih contoh,” Rizal berujar.
Ia pun menduga banyak pejabat Indonesia atau orang kaya Indonesia yang menghindari beban pajak, dengan cara melakukan investasi yang motifnya seperti Pandora Papers.
Laporan: Muhammad Lutfi